30 Desember 2008

Sebuah Review Komik Kambing Jantan (yang tidak pantas dibaca!)

OK. Langsung aja, buat kalian semua yang baca postingan ini, ga peduli kalian bisa baca atau ga, kalian mo baca tulisan absurd ini atau ga juga terserah, yang penting perlu kalian ketahui, bahwasanya:

  1. Aku nulis postingan ini tanpa paksaan dari siapapun, termasuk dari Dika atau Diogol, maupun pihak-pihak yang ga seneng sama mereka berdua. Ini murni dari isi hatiku sendiri, I swear….
  2. Aku bosan dengan kebanyakan postingan review Komik Kambing Jantan yang isinya ngebaik-baikin Komik Kambing Jantan dan beberapa malah ada yang rela promosi secara sadar atau tidak buku-buku Dika sebelumnya. *aku ga’ tau mereka dipelet Dika atau sengaja biar dipilih Dika buat jadi review terbagus atau apa, yang jelas satu komen buat kalian yang ngelakuin itu: ‘Mau-maunya sih lo semua? Emang dibayar berapa ama Dikung?’ *
  3. Aku ga’ tau apa itu artinya review dan ga’ tau gimana cara nulis review yang bener, jadi maklum aja kalo di postingan ini kalian ga’ bisa baca review yang sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang benar bayangan kalian.
  4. Aku rela terjerumus ke dalam lubang setan sayembara Gagasmedia buat nulis ni review, coz ngiler banget setelah liat contoh tas yang mau dibagiin buat hadiah pemenangnya. * mupeng mode on :-o* So, buat tim marketing Gagasmedia, kalian ga usah repot-repot kasih aku akomodasi dan biaya transport Purwokerto-Jakarta buat ketemuan ama ‘Our Superstar’(baca:Dika n Dio) kalo aku menang, aku cuma pengen tasnya aja! Cukup. Plizz...jangan siksa aku buat ketemu dua setan itu!

Alright, ga’ usah kebanyakan bacot, langsung tunjep point aja.




Present



Buat yang belum pernah sama sekali baca Komik Kambing Jantan-nya Dika and Dio, aku saranin ga’ usah baca! Daripada otak kalian jebol dan ketawa tanggung, mending kalian ngerjain hal-hal positif lainnya. Ngaji kek, baca Koran kek, atau baca buku kepribadian. Soalnya, banyak korban yang telah berjatuhan akibat serangan ayan mendadak setelah baca komik ini. Liat aja di cover-nya tuh, Dika tersenyum dengan penuh kelicikan bukan saudara-saudara? Itu bukti dia telah menandatangani kontrak dengan setan penunggu segitiga Bermuda untuk memperdaya kalian yang baca komiknya! Sungguh biadab….


Jadi ni komik isinya tentang pengalaman Dika selama belajar di Ostrali dan suka-dukanya hidup di sana. Dari prolog-nya aja bisa ditebak, ni anak bakalan hidup sial di negeri kangguru itu. Lah, keberangkatannya ke Ostrali aja disukurin sama keluarganya! Bisa dibayangin kan betapa sialnya ni bocah jadi public enemy keluarganya?


Selebihnya, kehidupan kejam di Ostralilah yang setiap hari menemani aktivitasnya. Gimana dia dipecundangi main badminton oleh saudara senegaranya, Harianto. Gimana dia dihantui oleh pemilik asrama kejam yang selalu bawa cambuk. Gimana dia ditaksir oleh cewe’ Korea yang ternyata mengingatkan cewe’ itu sama anjingnya. Dan gimana cara survival tanpa makan (enak) di Ostrali yang tidak pantas ditiru. Semua itu ada di dalam komik KJ ini. *uohh….kekejaman yang indah*


Pendapatku tentang Komik KJ ini:

Pertama, kesanku setelah baca Komik Kambing Jantan yang katanya digembor-gemborin bakalan heboh itu adalah dua kata: DATAR ‘n GARING! Padahal udah kusengaja dibaca pelan-pelan (niatnya sih biar lebih mendalami ceritanya, dan biar ga cepet abis gitu! Hehehe…), tapi apa yang aku dapat dari pengalaman membaca sendiri komiknya dengan yang dipromosikan ternyata berbeda sekali kawan-kawan! Aku cuma mesam-mesem mirip kuda disunat aja abiz baca tu komik. Ga’ tau, mungkin kurang chemistry pas menghayati ceritanya atau karena belum baca bolak-balik bukunya. Who knows…Wallahualam…. *padahal tu komik kan dicetak bolak-balik, dan mungkin karena terlalu dudul kubaca satu sisi doank. LOL*


Tapi ada beberapa kok-ga’ semua critanya garing-yang bikin aku sempet kepingkal-pingkal. Pas cerita Dika disamain sama si Youra, anjing manusiawinya si cewe’ Korea berpusaka bulu ketek itu (saking miripnya sama manusia-Dika-jadi kusebut anjing manusiawi, atau malah Dika manusia yang hewansiawi?). Di scene itu bener-bener aku rasain urat dika yang putus, karena saking gelinya nahan tawa. *Dika, dika…sabar ya nak! Kamu memang lebih pantas disandingkan dengan kambing atau dengan babi, bukan dengan anjing! Terkutuk tu cewe’ bau! Ahyak…*


Kedua, mungkin karena baru pertama kalinya gambar untuk tujuan komersil, coretan-coretan gambar Dio di komik ini kerasa belum konsisten. Gambar-gambar muka Dika kadang berbeda-beda di tiap cerita. Ga’ tau ini tujuan terselubung Dio untuk lebih menghancurkan imej Dika atau konspirasi jahat Dio dan Dika untuk menciptakan mata uang baru bergambar muka Dikung (lho???). Tapi kalo alasan Dio emang untuk menghancurkan imej si Kambing, well done…you’ve just made it perfectly and silently.


Masalah yang lain, mungkin Dio agak sedikit kurang perhatian antara mana gambar yang perlu dibesarin dan mana yang emang pantas digambar kecil. Contohnya aja, gambar pas pikiran lebay Dika muncul, ilustrasi dan tulisannya keciiilll banget, jadi susah dibaca. Padahal itu kan sangat mendukung isi cerita. Sedangkan gambar-gambar lain yang ga’ penting banget (ex: muka Dika yang lagi mode ganteng! Ga’ penting banget kan tuh? Nyebar fitnah lagi!) justru digedein. OK, aku tau maksud Dio nggedein gambar-gambar kaya’ gitu, mungkin karena biar dapet aura dan feel scene tertentu atau apa pas muka Dika lagi mode changing, tapi mungkin buat komik-komik berikutnya tolong diperhatiin ya!


Ketiga, dan yang paling bikin kecewa: Komik segede gitu, yang pake kertas buram, yang (menurut beberapa korban) cetakannya kurang precise, dan gada bonusnya pula dihargain IDR 33.000? Oh, man…serius aja! Komik lokal bikinan negeri sendiri yang bikin rusak moral dan intelektual anak bangsa ini bahkan lebih mahal dari komik Jepang terbitan pabrik lain! Bandingin aja, masa’ Komik Kambing Jantan bisa lebih mahal dari komik Detective Conan yang cuma seharga 12.500 perak! Apa kata dunia?!


OK, aku paham ini produk ekslusif dari duet maut Dika dan Dio yang sebelumnya emang ga’ pernah bikin komik. Dari segi isinya mungkin bisa lebih mahal dari harga bukunya ndiri, secara…Dika yang hobinya nge-blog ujug-ujug bikin skrip komik ndiri dan nggandeng komikus dari Bandung (eh, Dio dari Bandung kan? Am I right?). Dan aku hargain itu, sebuah karya yang inovatif dan sangat langka, bahkan bisa menggebrak industri komik dalam negeri. Tapi dari segi pengemasannya, alamak…harga segitu mah keterlaluan atuh! Mending dikasih bonus pembatas buku atau apa, jadi yang beli bisa sedikit kehibur gitu punya barang eksklusif selain bukunya. Koreksi buat sang penerbit ya! *sukur-sukur kalo dibonusin tas yang buat hadiah itu! Hehehe…tapi ga’ mungkin ya?*


Sekarang untuk pemilihan scene award:

  1. Buat the best and the funiest scene, pilihanku jatuh pada scene pas Dika disamain anjing dan pas Dika ngomong Badminton dengan sebutan fur blocking! *Masyaalloh Dik…bego lo ga’ ketulungan!*
  2. Buat the scariest scene, yaitu pas Dikung bisa sukses bikin seorang teman Jepangnya dideportasi (thriller banget tuh!) dan pas dia nanyain Adelaide sama tukang bajaj dan akhirnya disiram dengan oli panas sama si tukang bajaj. *Dikung dudul, tukang bajaj lo tanyain Adelaide! Ga’ sekalian tanyain teori ilmu komunikasi bang?*
  3. And the worst scene goes to….scene pas Dika lagi punya masalah sama Momo! *yaelah…bersambung gitu ceritanya! Mana enak dibaca!*

Itu semua tanggepanku setelah baca Komik Kambing Jantan. Jelas, pengalamanku baca komik ini beda dengan pembaca lainnya. So, kalo ada yang kurang setuju, maaf aja aku ga’ terima komentar, apalagi parcel sogokan (lho??). Setiap orang punya cara pandang masing-masing kan?


Tapi, overall aku salut dengan hasil kolaborasi duet maut Dika gila dan Diogol najrong ini. Mereka mampu membuahi, eh…membuahkan (emang sperma?) suatu karya-Maha-Agung-pembuat-cacat-mental-anak-Indonesia ini ditengah lesunya pergumulan dan pergerakan dunia komik Indonesia. *asem…bahasanya kaya kolumnis koran banget!*


Buat Dika dan Dio, jangan patah semangat dan patah arang, apalagi goyang patah-patah, aku nulis ini semua bukan untuk menghakimi kalian kok! Cuma pengen dapet hadiah tas kerennnya aja kasih masukkan aja buat kalian. Kan komik selanjutnya bakal ada lagi tuh? Nah…usahakan kualitas cerita yang bagus (imajinasi lebay Dika, dll) dipertahanin ya, trus yang kurang-kurang ‘n yang dapet banyak semprotan diperbaikin. Jangan sampe komik kedua kalian berat diongkos karena cerita dan gambarnya ga’ mutun mutu. Kalo bisa sih, jangan bersambung lagi ceritanya! Hihihi…. ;)


Buat sang penerbit: “Turunkan harga kebutuhan pokok!eh…komik keduanya! Sediakan bonus untuk kami rakyat jelata!! Turunkan honor Dika dan Dio biar komiknya lebih murah lagi!!” *hehehe…sori Dik, Dio!*


Busyet!! Bujubuneng!! Aku nulis review apa novel ya? Huff…kali itu aja kritik-pedes-sambel-trasi review dariku. Membingungkan bukan? Kan tadi udah disuruh baca peringatan, bahwasanya aku ga’ paham gimana cara nulis review yang baik dan benar. Sapa suruh baca!


OK, Psikoplak check out.


Keep fighting spirit buat Dika and Dio! *kok jadi berasa kaya’ Tukul ya?*


Sukses buat komik keduanya!

22 Desember 2008

Oleh-oleh dari Kaliurang

Apa kabar blog-ku? Ah…kasihan sekali dikau tak terjamah selama beberapa mingggu. Maafkan bapakmu ini ya nak yang tidak rajin merawatmu lagi! Hehehe….

Ok, langsung saja update berita terbaru dari psikoplak. Jreng….


Kemarin aku baru saja jadi panitia LDK Himakom. Dua hari satu malem LDK Himakom ini take place di Wisma Sembada Kaliurang. Duh…ngulang romantisme (baca: romantisme mistis) pas makrab anak-anak Rekmed lagi deh. Seperti biasa, tugas aku kali ini selalu mewarisi kebiasaan tugas pas SMA dulu kalo jadi panitia, yaitu…OP alias perkap! Lengkap deh koleksi cap OP-ku di track record berorganisasi. Kalo temen-temen SMA-ku dulu nyebut ‘Perkap Abadi’ dan kayaknya kutukan ‘perkap abadi’ ini masih setia mengikutiku. Mungkin seharusnya aku di-ruqyah aja….


Ngadain acara asal sama anak-anak Himakom selalu penuh dengan kekonyolan. Contoh aja pas malemnya karena kita kurang kerjaan dan emang belum punya libido buat tidur aku, eja, zaza, dan teman-teman sepermainan lainnya ngobrol-ngobrol gak jelas gitu. Pas lagi asiknya ngobrol si Zaza ga’ sengaja nemu buku TTS ‘terkutuk’-nya mas Ceper. Si Zaza yang belum tau TTS itu udah kena kutukan langsung aja main ngisi.


Zaza: “Bah…TTS apaan ni!”


Eja: “Kenapa za?”


Zaza: “Ni, coba lu jawab: manusia robot, 5 kotak”


Eja: “Gaban tu pasti!”


Zaza: “Tadinya gua juga mau jawab Gaban, tapi ga’ pas ama kotak lainnya”


Eja: “Lha, terus apaan? Coba lu liat aja di kuncinya!”


Zaza: “ROBOT”


Semuanya: “……..” (saling pandang-pandangan)


Semuanya: “Wakakakaka……TTS apaan tuh? Ga mutu banget!”


Minggu pagi sampe siangnya peserta langsung disediain outbond muterin daerah sekitar Wisma Sembada. Dan outbond itu yang bikin aku ngerasa aduh-mak-capek-banget pas acara LDK-nya selesai karena aku juga termasuk salah satu panitia yang mendapat ‘kehormatan’ buat jaga pos. Mana sepanjang jalan outbond dari pos 5 sampe finish aku bawa galon isi air seperempatnya pula dan bikin tanganku terus gemetaran sampe tadi malem.


Buat temen-temen penjaga pos 5: Harum, Dimas aku minta maaf ya kalo pas jaga kemarin aku pasang muka cemberut terus dan rada’2 ga’ mood. Ga’ tau koq setelah sampe di pos 5 abis makan aku ngerasa pengin sendiri aja, ninggalin kalian berdua. Kena sambet setan gundukan batu yang kita dudukin kali ya? Atau mungkin karena cemburu ngeliat kalian asik ngobrol? Hehehe…bingung sendiri aku.


Sore tadi anak2 inex kumpul buat milih kadiv selanjutnya. Ternyata milih kadiv inex tahun sekarang ribet banget ya? buktinya waktu sejam lebih aja ga' cukup buat sekedar voting kadiv inex yang baru. Padahal divisi Himakom yang lain juga ga segitu-gitunya amat! Yang bikin tu voting lama sebab kedua calon kadiv terpilih, yaitu Wenny dan Fariz sama-sama adu bacot dan tunjuk-tunjukkan buat dipilih jadi kadiv baru. Ditunjuk Fariz, Fariznya nunjuk Wenny. Wenny ditunjuk, eh...malah balik Fariz yang ditunjuk. jadi tu tadi sore sampe maghrib bukannya ngomongin visi dan misi yang jelas dan nunjukkin bahwa dirinya mampu jadi kadiv inex, malahan debat tunjuk-tunjukkan absurd gitu. Yah...walopun ga' sekacau yang kalian pikirkan.


Akhirnya Farizlah yang keluar sebagai pemenang voting absurd penunjukkan kadiv inex yang baru. Selamat ya buat Fariz! Bikin inex tahun depan jadi komersil Riz, kaya EO profesional gitu Riz, jadi kita-kita berpenghasilan sambil berorganisasi gitu! hehehe...


Buat Wenny the Loser, jangan lupa janji MR. Burgernya! selasa sore ya! Aku mau Onion Ring super! wahahahaha....


Oiya, baru inget ternyata sekarang Hari Ibu. Buat semua Ibu yang ada di Indonesia aku ucapin terima kasih banget buat pengorbanan kalian. Kalian telah melahirkan kami, penerus-penerus bangsa ini dengan resiko nyawa. Kalian telah susah payah menyusui kami yang tak berdaya sewaktu bayi. Kalianlah yang selalu didekat kami dan menuntun kami hingga dewasa.


Ibu…pengorbanan dan kasihmu sepanjang jalan, sedangkan kami hanya sepanjang galah. Maafkan aku Ibu, terima kasih untuk segalanya.

25 November 2008

I Miss My Blog!!!

Udah lama ngga’ nge-blog, rasanya kangen juga nulis lagi. Walopun otak lagi blank, tetep nyoba konsistenlah buat menjaga blog ini dari kepunahan. Soalnya blog ini kan ajang narsisku memang dari pertama aku bikin blog udah komit buat ngerawat blog ini dengan baik, walopun cita-cita awalnya-nyaingin blog raditya dika-tak kunjung berbuah hasil (gimana bisa nyaingin coba, kalo blog kosong terus ngga pernah di-update?).

Aku sedang sering merasa down akhir-akhir ini, nggak di sekolah (vokasi) kampus, nggak dimanapun. Kadang saat sendiri, aku jadi sering mempertanyakan eksistensiku sebagai manusia di dunia ini. Semakin sering aku bergaul dengan orang lain dan semakin banyak orang di sekelilingku, aku jadi semakin merasa kesepian.

“Di tengah keramaian aku masih merasa sepi” (Once, Dewa 19)

Yang lebih memuakkan lagi, semakin aku merasa sepi dan sendiri, semakin bosan aku dengan dunia ini. Membuatku sering berkhayal, seperti apakah rasanya surga di atas sana. Apakah disana banyak orang yang merasa jadi seorang loser seperti aku? Sepertinya nggak, karena surgalah tempat pemenang-pemenang ujian hidup ini. Kalau begitu adanya, apakah ada tempat untuk seorang pengecut selain neraka? Mungkin aku sebaiknya nggak harus melewati sidratul muntaha nanti jika dillemanya seperti ini.

Anyway, oleh karena sebab-sebab yang tidak bisa disebutkan satu persatu, mungkin nanti aku mau membuat blog baru lagi yang niru format blog Nguping Jakarta. Bagi yang belum tau tentang Nguping Jakarta, FYI blog ini adalah semacam kumpulan omongan-omongan yang miss hearing dan kadang rada’ ngaco dan error di sekitar kita sehari-hari yang dikirim oleh ‘korban’ yang mendengarkan atau malah ‘pelaku’ omongan ngaco tersebut. Oleh pembuatnya, blog itu memang dikhususkan buat kejadian yang ada di sekitaran Jaakarta saja, so aku mikir bila ada yang menampung omongan-omongan seluruh Indonesia, kenapa nggak? Toh, bila sasarannya seluruh Indonesia, harapannya semakin banyak orang yang men-submit-kan pengalaman-pengalamannya mendengar omongan-omongan yang miss hearing dan error seperti itu. Selain itu juga bisa mendukung program pemerintah untuk menjalin persatuan dan kesatuan. Hehehe… :)

Lanjut ke kejadian di sekolah vokasi kampus. Sebetulnya agak telat sih ngomonginnya, tapi wabah di sekolah vokasi kampusku ini udah menyebar luas di kalangan mahasiswa D3 Rekmed. Wabah syndrome kekhawatiran akut ini datang dari isu-isu tentang turunnya SK yang menyatakkan bahwa seluruh program pendidikan D3 di Universitas Gede Mbayare (UGM) akan digabungkan menjadi suatu sekolah yang disebut Sekolah Vokasi. That’s why aku selalu nulis kata sekolah vokasi yang di striketrough buat nggantiin kata kampus di postingan ini (dan mungkin postingan selanjutnya!).Buat yang belum tau sekolah vokasi, apa dan bagaimana bentuknya baca saja di sini.

Sebenarnya isu SK pengadaan sekolah vokasi (SV) yang sudah disahkan itu bakan lagi sekedar gosip sih, tapi memang kenyataannya SK itu sudah diturunkan. Nah, kenyataan yang pahit inilah yang membuat seluruh mahasiswa rekmed, terutama angkatan 2006 dan 2007 yang memang sudah bagai memakan buah simalakama-maju susah, mundur nggak mungkin-gempar dan histeris berjamaah. Ditambah lagi ada isu (lha…yang ini baru benar-benar gosip) yang beredar bahwa tahun ini pemberkasan pendaftar CPNS untuk bidang rekam medis bagi lulusan UGM banyak yang ditolak karena belum ada legalisasi dari DepKes. Yang satu ini baru angkatan 2006 yang histeris berjamaah. Secara, mereka hampir mau lulus, masa iya nanti pas daftar CPNS juga nasibnya sama dengan angkatan atasnya yang ditolak mentah-mentah.

Nah…maka dari itu dan oleh karena itu serta oleh sebab itu, maka rencananya hari sabtu (29/11) nanti seluruh umat mahasiswa rekmed yang masih aktif dengan serentak mau ngadain public hearing dengan pengelola prodi Ilkom dan orang-orang terkait lainnya. Buat mahasiswa Rekmed yang sempet baca tulisan ini, jangan lupa dateng ya! Acaranya insya Alloh mulai jam 14.30, ruangan menyusul. Ramaikan acara ini bila kau peduli dengan nasibmu sendiri!

“The fate of your destiny, only you that can make it!”

Sampai ketemu hari sabtu!

15 November 2008

Syndrome Happy-o-euforia di Hari Sabtu

Aku lagi berasa bahagia banget hari ini!

First thing that make me happy today:
"Upacara Penyambutan" calon pengurus Basecamp Rekmed angkatan 2008 akhirnya berjalan mulus melebihi harapan. Sebenernya dari kemarin - lebih-lebih dari pas ngerencanain bikin acara ini - aku agak pesimis dengan banyak hal. Ya jalannya acara, ya pendukung acaranya - pengurus inti basecamp angk.2007 - yang dateng, ya anak2 baru dan angkatan atas yang bisa sempet dateng ke acara ini.

Jujur, dari tadi malem aku udah berpikiran yang nggak-nggak tentang jalannya acara ini. Malahan sebelumnya sempet bimbang apakah "Upacara Penyambutan" ini jadi diadain apa nggak. Soalnya memang persiapan kurang matang, bahkan temen2 pengurus inti basecamp 2007 baru ku-briefing kemarin pagi, dan itupun yang sanggup dateng cuma beberapa.

Lagi-lagi emang faktor kekuatan untuk menggerakkan massa yang aku punya masih terlalu kurang. Ditambah lagi ketegasanku untuk memutuskan segala hal juga amat sangat kurang. aku masih sangat bimbang kalau dihadapin dengan situasi yang dari luar keliatannya pelik, tapi sebenernya solusinya amat gampang. Aku masih terlalu menimbang-nimbang dampak yang bisa timbul kalau aku milih suatu keputusan, dan parahnya dalam menimbang itu aku butuh waktu lama untuk berpikir. Dasar otak lemot! Hah... berasa jadi Presiden RI kita tercinta kalo kek gini, selalu bimbang dalam memutuskan masalah. Hehehe...

Untungnya acara tadi siang berjalan sangat mulus dan mengalir begitu lancarnya. Serasa meluncur di atas es dah! Yah, walopun tadi aku berasa aneh aja ngomongnya pas acara. Omonganku kadang ngelantur nggak jelas dan enggak nyambung sama sekali sama kata-kata sebelumnya. Nggak tau kenapa, selalu pas aku ngomong di depan umum pasti perasaan kek gitu muncul dan semua yang ada di pikiran, yang siap mau ditelorin jadi hilang tiba-tiba. Semua selalu begitu, walopun aku nggak ngerasa grogi sama sekali. Mungkin penyebabnya aku kurang menerapkan omongan cas-cis-cus-ku dalam pergaulan sehari-hari, aku lebih sering diam bila berhadapan dengan teman-temanku, walopun itu teman yang sangat kukenal luar-dalam. Ada yang punya solusinya mungkin?

Oiya, selama acara siang tadi aku mau ngucapin terima kasih yang segunung-gunungnya (ada yang lebih sebesar-besarnya dari gunung?) buat angkatan 2006 yang bisa dengan sukses mencairkan suasana. Terutama buat mba' Rini yang udah berceloteh banyak dan memberi banyak motivasi bukan hanya buat 2008, tapi juga 2007. Kalo nggak ada mereka nggak bisa mbayangin deh tadi siang acaranya sekonyol dan seboring apa jadinya. Pasti bakalan boring mampus! Orang aku yang jadi speaker tunggalnya!

Second thing that make me happy today:
Akhirnya aku bisa minjem DVD PES 2009 juga tanpa modal. Ya, awalnya memang dijanjiin Shidiq mo minjemin, tapi ternyata dia bullshit. DVDnya nggak bisa kebaca!

Nunggu agak lama dikit ternyata ada pinjeman lagi, wich is dari Prise. Dia dapet dari temennya. Makasih berat buat Prise. I love u so much! muah..muah...muah....

Dan yang lebih membahagiakan lagi, ternyata PES 2009 melebihi ekspektasi buat dimaenin di dalem kompieku. Di luar dugaan dan di luar harapan, PES 2009 bisa dimaenin dengan lancar pake settingan medium. Lebih lancar dari PES 2008 malah. Padahal sempat pesimis, paling-paling juga cuma bisa pake settingan low. Ah... I love u Konami!!! muah...muah...muah....

Udah ah, check out dulu. Pengen buru-buru njajal PES-nya nih! Sedahsyat apa sih? Bakalan lembur terus nih selama seminggu. Haaahhhh.... pengin tereak sekenceng-kencengnya: "WOII...ORANG-ORANG SEDUNIA, AKU BISA MAEN PES 2009 DENGAN LANCAR NE!!!" Hanya sebuah euforia sesaat.

07 November 2008

Shocking Friday!

Hari jumat ini dari tadi pagi aku – seperti biasa – ngelayab dari kos buat kumpul-kumpul anak pengurus Basecamp. Organisasi tempatku bernanung ini sekarang emang lagi butuh perombakan disana-sini, walaupun kayaknya kurang pas jika disebut perombakan, karena kita emang nggak merombak apapun dari agenda pengurus sebelum-sebelumnya – hanya berusaha membangun kembali Basecamp yang sempat terlantar. Kita masih belum terarah mau dibawa ke mana organisasi ini. Maka dari itu, pagi tadi kita sepakat bareng-bareng mantepin progam kerja kita agar Basecamp ini memang layak disebut organisasi yang sewajarnya emang punya agenda kerja. Bukan cuma jadi organisasi yang tinggal nama saja seperti saat masa kepemimpinan orde lama Basecamp, dan itu pun nggak dikenal oleh organisasi-organisasi lain kecuali Himakom – saudara tua kita. Harapan kita, masa kepemimpinan sekarang bukan disebut dengan orde baru, tapi langsung orde reformasi. Khawatir kalau nantinya sang Pemimpin berkuasa selama 32 tahun jika disebut orde baru. Mahasiswa apa ya yang betah kuliah sampe 32 tahun? Hehehe….

Yang kusesalin pas rapat pagi tadi, temen-temen para kadiv tercinta masih blank saat kutagih janjinya tentang masalah proker. Padahal sudah kuberi mereka kesempatan selama beberapa minggu sebelum UTS buat memikirkan proker. Mungkin memang mereka perlu mendapat motivasi yang lebih dan yang lebih penting harus terus didesak terus, agar mereka nggak terus berleha-leha menelantarkan proker mereka.

Untuk pertama kalinya, akhirnya aku bisa kumpul dengan temen-temenku anggota PSDM di BEM. Sebelum-sebelumnya memang udah banyak acara dari biro PSDM, tapi kesempatan dan waktu luanglah yang kayaknya memisahkan kita. Hehehe….

Kita tadi kumpul dipimpin sang Kepala Biro langsung – mas Puja – dengan gaya bicara cepet yang khas. Sempat mbahas agenda-agenda PSDM ke depan mau ngapain aja. Diantaranya yang terdekat adalah seminar “Training for Trainer” yang diramu sama BEM KM UGM – BEM se-universitasnya UGM – dan “Seminar ESQ”. Seminar yang terakhir adalah hasil kerjasama 18 BEM Fakultas se-UGM hasil inovasi dari BEM FKG UGM. Setelah mas Puja cerita-cerita banyak tentang kegiatan itu dan kegiatan-kegiatan PSDM lainnya agaknya aku merasa beruntung dan memang tepat pilihanku dulu pas interview untuk milih biro ini. Karena emang aku yang krisis percaya diri dan krisis motivasi diri sangat haus akan acara-acara yang “gue pingin banget” model-model kayak gitu.

Kota Jogja sempat dihajar bencana massal kecil tadi sore. Aku nggak tau persisnya seperti apa karena pas kejadian aku sedang nyambangi Toga Mas, pusat buku diskon di Jogja. Denger-denger sih kejadiannya berupa hujang amat sangat kenceng disusul sama angin puting susu beliung. Nggak bisa mbayangin seperti apa kejadiannya, orang angin puting susu beliung aja aku belum pernah liat.

Setelah check out dari Toga Mas aku baru nyadar betapa ngerinya bencana barusan. Banyak ranting-ranting pohon+daun-daunnya berserakan di jalan, pohon-pohon banyak yang kecabut sampe akar-akarnya, Jl. Colombo banjir selutut – yang bikin motor si Harum mogok, listrik mati – bikin traffic light di jalan juga ikut mati dan akhirnya macet total berjamaah, genteng kampus Milanku tersayang beberapa ada yang raib, pohon pepaya di depan kos tumbang satu, dan yang lebih mengenaskan lagi yaitu pedagang-pedagang kaki lima di sekitar boulevard UGM dan di sebelah utara RS. Panti Rapih banyak yang terluka dan gerobak jualan mereka rusak berat karena beberapa pohon besar di tempat itu roboh dan tumbang.

Yah…kayak ginilah peringatan Tuhan, nggak  bisa ditebak tempat dan waktunya. Saat waktunya tiba, nggak ada seorangpun yang bisa menghindarinya. Semoga momen seperti ini mengingatkan kita akan hari kiamat dan hisab kita di padang mahsyar kelak. Semoga….

03 November 2008

F1 2008 : ‘The Last & The Dramatic Race!’

Mumpung momennya tepat: balapan F1 terakhir musim ini, pengen nyobain kaya’ reporter di majalah-majalah olahraga ah….

F1 race musim 2008 ini menyajikan race yang seru dan mendebarkan hingga detik-detik terakhir. Hamilton yang dipastikan menang hanya cukup dengan menempati posisi Top 5 hampir saja kehilangan mahkota juara dunia F1 musim 2008 kalu saja tidak diberkati dewi fortuna. Bagaimana tidak, Fellipe Massa yang memang memimpin sejak awal hingga akhir balapan sudah dipastikan menang setelah lebih dahulu melewati garis finish daripada pembalap-pembalap lainnya dengan sempurna kalau saja Timo Glock tidak selip saat tikungan terakhir dan Hamilton masih tetap di urutan nomor enam di belakang Sebastian Vettel. Sayangnya, Glock yang jelas-jelas telah berspekulasi dengan terus memakai bak kering walaupun dua lap terakhir diguyur hujan harus termakan jebakan yang dibuatnya sendiri. Walaupun catatan waktu antara Hamilton yang memakai ban basah dan Glock yang tetap kekeuh memakai ban kering pada satu lap terakhir nyaris tak berbeda jauh – yang membuatnya sulit disalip oleh Hamilton – tapi toh tetap saja hujan yang semakin deras pada akhir lap membuatnya termakan dengan ban keringnya. Walhasil, Hamilton yang sesaat sebelumnya sudah berharap-harap cemas tidak akan juara dunia karena di-overtake oleh Vettel – yang membuat posisinya menjadi urutan enam dan mustahil untuk juara dunia – bisa legowo dan terharu karena sudah pasti gelar juara dunia ditangannya. Acungan dua jempol patut dilayangkan untuk Vettel, yang menurut saya tampil prima pada race kali ini.

Perasaan terharu juga dialami oleh Massa yang akhirnya harus menerima kenyataan bahwa ia kalah tipis satu poin untuk jadi juara dunia walaupun sudah menghadiahkan kado yang manis di depan publiknya. Setidaknya hal ini sudah bisa membuktikan bahwa Massa kini telah naik tingkat untuk masuk jajaran pembalap elit di F1. Yah, mungkin tahun depan keberuntungan ada di pihaknya. Secara, tahun yang lalu juga Hamilton harus kehilangan kesempatan menjadi orang nomor satu di balapan jet darat ini karena kalah satu poin oleh Raikkonen. Mungkinkah tahun depan hukum karma juga akan berlaku? Kita tunggu saja.

Harus diakui bahwa tahun ini Massa banyak mendapat kesialan. Sebaliknya dengan Hamilton, sepertinya keberuntungan memang sedang berjodoh dengannya tahun ini. Sayangnya, dengan kemenangan Hamilton yang seperti ini, menurut saya membuat Hamilton seperti bukan pembalap yang benar-benar sejati karena harus terseok-seok untuk mendapatkan titel juara dunia dan pada akhirnya setelah putus asa di saat-saat terakhir dia diselamatkan oleh dewi fortuna. Mudah-mudahan hal ini tidak terjadi tahun depan. Karena Hamilton adalah pembalap favorit saya, dan saya ingin dia tampil cemerlang tahun depan! Dengan kemenangannya ini, Hamilton membuat serangkaian rekor, yaitu rekor pembalap F1 termuda sepanjang sejarah dan rekor pembalap berkulit hitam yang pertama kali menyabet gelar juara dunia. Tidak lupa juga, rekor pembalap paling dramatis dan paling beruntung sepanjang musim 2008.

Secara keseluruhan musim 2008 ini bisa dibilang musim yang sangat seru dan dramatis. Banyak balapan yang berlangsung dengan alot dan kadang belum bisa ditentukan pemenangnya hingga lap-lap terakhir balapan walaupun banyak juga balapan yang dinilai oleh FIA dengan rating C, alias membosankan, seperti race di Valencia. Tidak hanya itu saja, musim ini juga telah membuat banyak rekor, mulai dari rekor balapan pertama di malam hari di sirkuit Singapura hingga rekor juara dunia termuda dan berkulit hitam sepanjang sejarah perhelatan F1. Mudah-mudahan saja hal ini bisa dapat dipertahankan atau kalau bisa malah ditingkatkan. Mungkinkah hal itu terjadi walaupun banyak beredar isu bahwa tahun depan mulai diberlakukan aturan penyeragaman mesin? Tetap ikuti saja perkembangan race tahun depan! Sampai bertemu kembali di musim balapan 2009!

Salam olahraga….



Berita terkait:

Hamilton Tak Percaya Bisa Juara

Massa victorious, Hamilton champion after nail-biting finish in Brazil

01 November 2008

Refreshing Setelah Menemukan Dua Hari yang Kosong (dan akhirnya bisa bersenang-senang sejenak) saat Mid!

Puas rasanya semalam aku bisa menumpahkan hasratku untuk surfing-surfing walopun niat awal cuma sekedar liat-liat FS yang mangkrak tak berdaya selama UTS. Yah, ginilah sakitnya hidup di jaman globalisasi nan serba canggih ini, kalo nggak ada koneksi dengan internet yah berarti mesti siap-siap ketinggalan jaman. Ironis memang, di saat aku begitu berhasrat untuk terus menjalin silaturahmi dengan dunia maya, keadaanlah yang membuatku merasa sangat dibatasi untuk terus melanjutkan ibadah yang mulia dan bikin ketagihan ini.

Yah… keadaan, dimana-mana selalu keadaanlah yang disalahkan. Sebenernya kasihan juga sih sama kata benda yang satu ini, tapi mau gimana lagi? Lha wong aku juga menderita karena keadaan.

“sebenere keadaan apa to dab? Dari tadi ngomongin keadaan, aku bingung dewe moco tulisanmu!”

Sabar donk mas… kalo crita tu yang runtut, jadi jelas a-i-u-e-o-nya! Ya gini ini, keadaan mahasiswa sekarang yang nggak punya leppi buat wi-fi-an, atau sekadar minjem punya temen, tapi minjemnya lamaaa… banget! (ada gak ya temen yang model gini?) Keadaan itulah yang menyusahkanku dari hari ke hari untuk terus menjalin ukhuwah internetaniyah dengan dunia maya. FS, blog, Google, semua terasa begitu mahal kala aku menyambangi warnet-warnet jaman sekarang karena itulah satu-satunya koneksiku ke dunianya Ronaldisko selain tentu saja, meminjam dengan paksa leppi dan HP orang lain untuk sekedar update berita-berita terbaru.

Tapi baru tadi malam akhirnya aku benar-benar bisa merasakan puasnya surfing yang selama ini baru masih dalam awang-awang (tuh kan, mimpi aja belum! Baru sampe awang-awang!). Dengan girangnya dan dengan khidmatnya, aku benar-benar menikmati tiga jam malam menjelang dini hari tadi untuk sekedar membalas comment-comment di FS dan sightseeing beberapa blog tanpa dihadapkan dengan masalah waktu akses. Kegiatan menyenangkan ini nggak mungkin aku lakukan kalo masih ngakses dari warnet konvensional, dimana waktu akses bagaikan bom waktu yang siap meledakkan dompet kapan saja bila kita lengah memelototi billing. Sebagai anak kos, tentu saja aku nggak mau uang makan dan uang jajan harus terpangkas gara-gara kesenangan sesaat nan bermanfaat ini. Apalagi bila urusannya udah uang pulsa. Wah… kalo kejadiannya seperti itu, nggak bisa ditolerir lagi!

Untunglah tadi malam aku nggak nyambangin warnet-warnet konvensional yang mencekik bagaikan rentenir itu. Aku bisa dengan bebas bermain Firefox dengan billing yang teronggok di sudut taskbar, menanti untuk sekedar diintip oleh sang user. Yah, malam tadi aku benar-benar nggak memperdulikan billing, aku nggak butuh billing sama sekali. Karena aku bisa memperkirakan sendiri biayanya: 3 jam = 3000 perak!

Serius! Ini nggak main main-main. Di jaman yang serba krisis ini, sampe-sampe dollar AS jadi Rp.11000/dollar dan kata-kata krisis juga bisa diambil buat judul game, masih ada saja warnet yang berbaik hati dan setia dengan sumpah anak kost, bahwasanya anak kost dimanapun dan kapanpun harus mempertimbangkan sesuatu dari dompetnya! Hehehe… Nama warnet ini tak jelas, mungkin kalo boleh kubilang tak bernama karena usut punya usut, denger-denger ni warnet adalah lab.komputer yang dialihfungsikan jadi warnet pada malam hari. Surga itulah warnet (lab.komputer) Fak. Teknik UNY. Letaknya agak tersembunyi memang, karena biar nggak terlalu gampang ditemuin orang, yaitu di sebelah Utara Puskom UNY. Lah… setelah melewati gerbang pagar kawat itulah, kebebasan para netsurfer yang tak bersenjatakan laptop sudah di depan mata, menunggu diwujudkan… bila memang penuh dan harus antri. Tapi nek kosong melompong, ya silakan tinggal nyelonong!

nek ngono kuwi carane, piye ra entuk murah? Lha wong fasilitas komputere yo duwe’e lab komputer fakultas. Ibaratnya a’de tinggal mbayar penjaganya thok!”

Wah… kalo urusan-urusan kaya’ gitu saya kurang paham juga. Yang penting kita sebagai user tinggal ndongkrok, eh salah deng, duduk, masukkin id, klak-klik mouse, nonton downloadan sepep kalo sempet pantengin monitor, selesai, bayar! Yang penting murah coy…. Ga peduli lagi sama mas bill!

Anehnya lagi, semalam entah karena saking baiknya tu warnet atau memang ada diskon di atas jam 12 atau barangkali billing-nya emang perlu dibenerin, harga aksesku yang seharusnya 3000 perak mendadak setelah dikonfrontasikan dikondomisasikan dikonfirmasikan dengan mas-mas penjaga warnet, cuma butuh 1800 perak sebagai kompensasi aksesku selama 3 jam!! What the hell!! Apa neraka!! Perlu dikembangkan dan disebarluaskan ni warnet di seantero jagat raya! Dengan bisnis MLM kalo perlu! Jadi misalnya nanti kalo ada yang mo bikin warnet murah, mas-mas penjaganya bisa menawarkan diri. Nantinya yang bisa mengajak orang paling banyak, dialah yang dapat bonus member-get-member dan warnetnya bisa dibebaskan dari biaya akses! Mau,mau,mau….

Oya, setelah tadi malam sempet main-main bentar ke kantinmilan.org, komunitasnya blogger ilkomp ugm dan aku juga sempat baca-baca barang sejenak blog-blog orang yang aku kenal, ternyata baru kusadari bahwasanya sebagian dari mahasiswa UGM, khusunya ilkomp mendapati keadaan dirinya sangat sulit untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran. Dan sebagian dari sebagian yang tadi mendapati dirinya kesulitan dan terserang rasa malas untuk sekedar menulis kehidupan sehari-harinya di blog. Mereka malah lebih senang mengetik script php daripada mengetik suatu tulisan yang paling tidak bisa meramaikan dan memperbaharui blog mereka. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwasanya kebiasaan menulis belum begitu berkembang di lingkungan mahasiswa UGM, termasuk daku sendiri. Sama halnya dengan kebiasaan berbahasa Inggris, yang membuat universitas ini melahirkan mahasiswa yang benar-benar merakyat karena memang bahasa yang fasih diucapkan ya memang cuma bahasa Jawa (jare dosen ilkomp lho ki!). Ironis memang, sama-sama menang bila diadu dalam hal otak dengan universitas besar lainnya, tapi kalau sudah disuruh presentasi dengan bahasa Inggris, yo isone mung koyo ngono…..

Hah, terlalu banyak membocorkan rahasia keluarga sendiri malah ndak didemo nantinya. Cabut aja deh…. Cucian numpuk, setrikaan juga bejibun! Saatnya bergerak lagi!

“ya laundry donk mas, kan sekarang udah murah?”

No way, terakhir kali ngelaundry dua celana jeans-ku dan masing-masing sepotong hem dan sarungku hampir ilang karena seminggu dicari nggak ketemu-ketemu! Damn!!!

Siang nanti juga ada pameran. Siapa mo dateng ni? Setidaknya kita cuma bisa berharap pada kurs dollar yang sudah melonjak dengan kurang ajar ini! Arep tuku LCD je…..

Dan yang lebih kurang ajar lagi, Stefyku agak-agak kurang waras! Nggak enak diajak main, ada beberapa masalah dengan penampilannya! Tak kuras wae po utekmu?

31 Oktober 2008

Sebuah Surat untuk Sahabatku, yang Sebenarnya Comment Friendster yang Tidak Lagi Muat untuk di-submit-kan

Kepada

Sahabatku Dian tersayang...



Yan, mungkin saat kau buka FS-mu, kau menemukan comment dariku yang sungguh pilu bila tuk

dibaca dengan bahasa baku. Kalimat-kalimatnya mungkin agak ga nyambung, tapi inilah yang

ingin aku tulis sebenarnya (mungkin lebih baik di message-kan aja kali ya?) :


"ya3... dian2, dirimu selalu penuh dengan kontroversi yah?

mungkin kelahiranmu juga penuh dengan kontroversi?

kiye anake sapa ya? deneng lewih mirip bapake ikrom?

ngilang2na po piye? ra oleh sebut2 merk? ilang tenanan tau rasa lho! ra ono gantine!

koq kamu gitu sih yan? gak pernah cerita WIL-mu! aku sebagai kekasih yang tak dianggap ini sebenarnya juga ingin dimengerti...

wakakakakakka..... :p

mbok ya di share, jadi kan aku bisa juga share, sharing my wife!

wahahahahaha.....




your life is your choice yan!

your choice is your risk!

nek mumet koding, ya emang kowe sing milih tetep koding ta? kalo bikin mumet ngapain koding?

aku ki sante sebenernya karena bingung untuk menentukan jenis kegiatanku yan!

sebenernya udah banyak ide2 gila dipikiran yang siap diledakkan, tapi ya itu... 4WI takkan mengubah suatu kaum jika mereka tidak berusaha merubahnya!

dadi intine, aku belum punya motivasi untuk melakukan apa2 yang kumau... selalu saja banyak halangan untuk menelorkan ide2ku yan....

mbok nek duwe ilmu apa2 dishare juga yan! aku kan juga masih nganggur! nek iki bedo mneh, sharing my knowlegde judule!

wekekekeke..... :>

makanya, bantu aku terus ya yan! men dina2ku selalu termotivasi! wong tangi esuk ya tembe jam 9, begimana mo termotivasi?

lah, malah curhat, ra papa lah, nek ora neng FS ra bisa curhat dadi!

hew3....

salam dahsyat! (lho? kaya' mottone MLM sepatu?)"


Cukup semanten.....

Mungkin yang ini lebih gak nyambung lagi, tapi ra popo lah! resikomu dewe mbaca tulisan iki!

26 Oktober 2008

Tiga Hari yang Mengejutkan dan Aku Sampai Syok Mendengarnya!!

Tiga hari ini aku lagi dibuat bingung dan surprise berat dengan berbagai peristiwa. Here they are:

Untuk pertama kalinya sebagai ketua Basecamp Rekmed, aku diuji suatu masalah : menngoreksi dan mengklarifikasi kesalahpahaman angkatan atas pada salah satu artikel buletin KR (Kedaulatan Rekmed) yang mengejutkan pada debut pertamanya terbit. Sangat disayangkan memang, pada debut terbitnya yang pertama buletin KR harus menuai kecaman dari angkatan atas yang tersinggung pada salah satu artikel. Sebagai pihak yang dirugikan karena nama mereka dipublikasikan dengan tidak layak dan dianggap dijatuhkan pada artikel tersebut, mereka menuntut klarifikasi lebih lanjut dari anggota basecamp yang masih aktif dan aku sebagai ketua, harus bagaimana lagi wajib memfasilitasi forum pengklarifikasian tersebut. Parahnya, aku nggak bisa mengontrol forum tersebut, sebab ya…itu, ketrampilan silat lidahku memang tak akui kurang. Untung ada si Galuh, sang Ibu Sekjen dan penasehatku yang bisa mengimbangi garangnya serangan psywar angkatan atas.

Secara mengejutkan – aku sampai terharu melihatnya – jumlah pendaftar dan peminat OR Basecamp Rekmed melebihi ekspektasiku. Sampai-sampai formulir pendaftaran yang disediakan masih kurang untuk meladeni (relatif) banyaknya peserta yang mendaftar. Dan hal ini yang membuatku terharu, baik terharu karena jumlahnya melebihi perkiraan atau terharu karena terlalu bingung untuk menentukan mana yang layak untuk masuk anggota Basecamp, nggak tega sama yang nggak keterima soalnya. Yah…semua pendaftar OR, bersiaplah dan berdoalah semoga kalian diterima semua! Whahahahaha….

Lhaaa…yang ini lebih mengejutkan lagi. Bukan bermaksud gosip atau ber-ghibah, tapi kejadian ini memang yang paling seru di lingkungan anak-anak rekmed 2007 sekarang ini. Bagi anak-anak Rekmed pasti akan dianggap kuper kalo nggak tahu berita ini. Kejadian yang mengejutkan ini datang dari pasangan impossible dan unpredictable, temen deketku sendiri : si Ari dan si Nunngky. Kenapa aku bilang impossible dan unpredictable? Sebab emang pasangan ini nggak disangka, nggak diduga, tak dinyana, dan nggak pernah dibicarakan sebelumnya tiba-tiba membuat suatu kejutan kaya’ geledek di siang bolong dengan peresmian jadian mereka.

Walopun diem-diem mereka sembunyikan kejadian sesungguhnya, toh dalam waktu kurang dari 48 jam ketauan juga. Ibarat kentut yang nyegrak, ditutup-tutupin dan berkilah apapun, pelakunya bisa ketauan juga kalo dicium pantatnya. Sapa juga yang mau nyium-nyium pantat orang kentut, kurang kerjaan aja! Hehehe…. Padahal kabar burung sebelumnya si Ari tengah dinanti-nanti oleh seorang gadis dari Banyuwangi yang tak mau disebutkan namanya. Hehehe… ndak nesu anaknya kalo dipublikasikan di sini. Oh… begitulah CINTA, DERITAnya tiada akhir…. Sabar yo Rum… masih banyak kok cowo’ lainnya yang dari Sunda! (Welah… malah keceplosan nyebutin merk)

Dan ini mungkin kejadian yang paling mengejutkan : seminggu sibuk ngublek-ngublek Basecamp, ternyata baru nyadar kalo besok udah mulai UTS! Damn shit! Materi belum kumpul, catetan bolong-bolong, dan berbagai ketololan lainnya yang bisa membuatku nggak siap buat ngadepin UTS, include urusan-urusan Basecamp yang terlalu pusing untuk kupikirkan sendiri. Ayo, temen-temen selain Bu Penasehat Galuh : HELP ME PLEASE!!!! Aku sangat butuh uluran tangan dan ide-ide segar kalian. I’ll apreciate it. I swear!!

Di luar ketololan-ketololan yang diatas kertas emang bisa membuatku nggak siap ikut UTS, entah dapat kekuatan dari mana aku merasa begitu optimis dengan UTS besok. Tapi nggak tau ni, optimis bisa ngerjain soal-soalnya, optimis dapat nilai bagus, atawa optimis dapat contekan. Hihihi… pokoknya semua rasa optimis tentang UTS campur aduk di pikiranku sekarang. Aku harap sih, rasa optimis ini bukan rasa optimis yang menipu, kaya’ kejadian yang sudah-sudah. Optimis banget bisa garap soal, eh… malah ternyata nilai nggak sesuai harapan. Semoga saja…. Wish me luck guys!!

16 Oktober 2008

Balada Hidupku

Akhirnya (agak) Nyante Juga…

Makrab Rekmed, beres… walopun acaranya menurutku agak-agak absurd gitu.

Acara tanggunganku di Himakom, Syawalan juga beres…

So, it’s time to relaxaxing my mind! Yeah…!

Yah, gini lah nasib orang yang sok cari kesibukan. Pas lagi nganggur, pengen kerjaan. Pas lagi banyak kerjaan, eh… males banget ngerjainnya, berharap ada waktu buat bisa nyante seperti pas nganggur. Yah, minggu-minggu ini memang aku rasain keanehan seperti itu. Entah kenapa… padahal aku hanya berharap menjadi orang biasa yang selalu ada kegiatan yang bisa enjoy saat kukerjakan.

Makrab Rekmed yang sangat kukahawatirkan – sampai-sampai nggak bisa tidur menjelang hari-H – akhirnya bisa dilaksanakan dengan lancar, yah… walopun dari sudut pandangku yang seorang anggota INEX, acaranya boleh dibilang terlalu absurd – dan mungkin teman-teman INEX lainnya akan setuju dengan hal ini – tapi se-enggaknya para peserta nggak terlalu mengetahui betapa absurd dan kacaunya manajemen acara makrab kemarin. Kalau hanya jadwal yang flexibel karena menyesuaikan pembicara sih, agaknya bisa dimaklumi – secara, kejadian seperti itu kan insidential, nggak terduga – tapi kalau pemandu malah menggantikan tim acara dan sie keamanan, bahkan sie konsumsi dan sie P3K, itu sudah terlalu menunjukkan keabsurdan dalam job-description kerja sebuah tim dalam acara. Memang, kesalahan terbesar dan paling fatal ketika makrab kemarin adalah tidak adanya job-desc dan rundown serta juk-nis yang jelas, bahkan H-1 acara sama sekali nggak ada briefing untuk panitia, nggak juga Technical Meeting untuk peserta. Tim acara malah lebih sibuk mempersiapkan drama Lip-sync – yang nggak bagus-bagus amat, dari segi rekaman atau ceritanya – tanpa berpikir untuk menyerahkan tanggung jawab menjelaskan job-desc, dll kepada anggota tim acara yang lain. Dan dari situlah ke-absurdan acara makrab ini dimulai.

Rasanya nggak etis kalau terus-terusan menngkritik apa yang sudah terjadi. Penyesalan terhadap masa lalu nggak akan bisa merubah masa lalu itu, hal itu malah akan menjadi beban bagi rencana untuk masa depan. Yah, setidaknya ditengah-tengah ke-absurdan makrab ada satu hal yang membuatku terhibur. Kelompokku, Miusakustika bisa meraih double winner sebagai The Best Team dan sebagai Tim Pemenang Outbound. Padahal sebelumnya di permainan outbound Pos I kita sangat frustasi karena kalah 3 kali berturut-turut, menyebabkan kita mendekam cukup lama di Pos I. Tapi untunglah, entah keajaiban dari yel-yel yang diganti atau apa, setelah Pos I kita akhirnya bisa menguasai semua permainan. Good job guys…

Acara syawalan Himakom-ku kemarin juga akhirnya bisa rampung dengan lancar. Ternyata pemadaman listrik bersama yang diisukan sebelumnya nggak berpengaruh dengan listrik di Milan. Nggak tahu, mungkin saat pemadaman genset UGM menyala, sehingga listrik di Milan nggak padam sekalipun. Selain itu juga ada banyak hal tak terduga lainnya. Walopun listrik tetap nyala, tapi ternyata speaker di ruang acara malah mati, membuat acara molor setengah jam dari yang ditentukan. Untung saja sang koor OP, Mas Norak dengan sigap meminjam mic wireless dan speaker portable di TU, dan nggak jadi ada acara bisik-bisikan selama acara. Oya, ada satu masukkan penting dari Dedi, bahwa sebelum mengadakan acara dan mempublikasikannya kita sebaiknya nego dulu dengan pembicaranya agar bisa ditentukan tanggal yang tepat untuk diadakan acara tersebut yang juga sesuai dengan waktu longgar si pembicara.

Rencanaku sekarang agaknya akan menghirup udara bebas barang sejenak, melupakan hal-hal berbau organisasi dan acara sebentar dan mulai fokus ke kuliahku lagi. Jujur, menjelang midterm ini aku belum menguasai satu mata kuliahpun, kecuali praktikum VB dan Basis Data. Sejenak kembali ke hidup normal yang serba nganggur banyak acara. Sejenak bisa bermain-main dengan Stefy yang sudah agak lama kucampakkan. Dan sejenak bisa tidur dengan perasaan tenang. Kemudian nggak lama aku akan terjun lagi ke dunia lainku dan mulai membahas kelanjutan hidup Basecamp Rekmed.

Yah… inilah hidupku sekarang….

08 Oktober 2008

Back to Jogja, Back to Normal Life

Jogja… I’m home…. Akhirnya setelah menikmati kepuasan hidup di rumah dan menikmati kebosanan tiada tara karena kurang kerjaan plus ga bisa main ma temen2 karena lagi pada belum balik dari mudik ke tempat sodara2nya plus lagi semua rencanaku lebaran di rumah gagal total sebab ortu juga keliling-keliling silaturahmi kesana-sini, aku sekarang sudah nancep lagi di Jogja sodara-sodara! Oh, yesss! Paling nggak selama aku di sini, waktu yang paling luang pun bisa kuisi dengan main GTA. Coba kalo di rumah, boro-boro main game buat nonton film aja gambarnya putus-putus tiada ampun. Jangan lagi sejak kemaren PC di rumah mendadak hang kalo mau buat ngopy. Ga perduli entah itu ngopy file bergiga-giga atau ngopy sebuah folder kosong. Walhasil insiden itu melengkapi kebosananku selama liburan lebaran di rumah. BeTe BeTe ah… BeTe BeTe ah….

Anyway, balik ke Jogja mepet masuk kuliah kaya’ sekarang ini ternyata ga’ membuat aku lega. Sebab udah banyak list tugas yang menunggu selain tugas kuliah itu sendiri. Ngerampungin persiapan makrab dan siap-siap buat acara syawalanku udah nunggu di depan mata untuk diselesaikan. Walhasil malam ini aku nggak bisa leyeh-leyeh sepenuhnya. Surat-surat undangan syawalan belum kelar, co-card kelompok makrabku yang tak janjiin dibuat secepetnya juga belum disentuh satu jengkalpun. Belum lagi tugas-tugas kuliah. Hiks… It isn’t a nice welcome for me.

Oya, di blimbingsari sekarang ada pemandangan ajaib : untuk pertama kalinya aku bisa liat Burjo Blimbingsari bener-bener tutup. Biasanya tu burjo ga pernah sampe se-ekstrim itu tutupnya. Maklum lah orang bukanya full 24 jam. Pemandangan ini membuat aku ndak punya pilihan alternatif lain buat makan malem. Yo wez, akhirnya makan malem di warung DW, salah satu dari sekian gelintir warung yang buka saat minggu-minggu lebaran di blimbingsari. Mengenaskan!!

Yawdah lah, daripada meratapi nasib mending cepet-cepet digarap, so I can sleep earlier this night. Masih ngantuk nih dari perjalanan tadi siang! Pegel juga!

01 Oktober 2008

Ramadhan The Final Day - Tommorow It's Iedul Fitri Day!

Assalamualaikum....


Hari terakhir puasa.

Besok udah mulai lebaran.

Saat gema takbir dikumandangkan.

Saat bedug ditabuh bertalu-talu.

Saat mercon-mercon memekakkan telinga.

Saatnya 'tuk ucapkan :


"Minal Aidzin Wal Faidzin.... Mohon Maaf Lahir dan Batin!"

"Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1429 H!" (bagi yang merayakannya)


Semoga kita bisa kembali fitri, suci, dan bersih lagi.

Semoga amalan kita di bulan Ramadhan bisa diterima Allah SWT.

Semoga ampunan bisa diberikan-Nya.

Semoga kita tetap istiqomah dengan ibadah kita selama Ramadhan.

Semoga kita bisa berjumpa lagi dengan Ramadhan yang akan datang.

Amin.....


Wassalamualaikum wa rokhmatullahi wa barokatuh....

21 September 2008

Ramadhan the 21st day – It’s a Joyful Day, Maybe…

Assalamu’alaikum…

Hah, dah tiga hari ni aku menderita radang tenggorokan yang amat sangat menyiksa. Puncaknya baru aja kemarin, udah radang tenggorokan ditambah pula pusing-pusing lan hidung mampet! Kaya’nya ni tanda-tanda bakalan flu. Eh, bener aja dari tadi malem sampe pagi ni aku meler-meler terus. Mana ingusnya ingus cair lagi, susah buat dimain-mainin! He….

Tapi… hari ini aku udah mulai baikan. Alhamdulillah…. Pusing-pusing udah ilang, paling tinggal melernya thok yang masih. Radang yang tambah parah kemarin gara-gara dipaksa ngamen babak ke-2 juga udah mulai baikan. Oya, ntar bakal aku critain ngamen babak keduanya. Sekarang rencananya mo ngapain ya? First task kaya’nya nyuci baju tumpukan dari minggu kemarin deh. Udah terlanjur ngerendem baju cucian abis subuh soalnya.

Masih bingung nih mo mudik kapan. Masih ada dua pilihan, hari ini pa besok Selasa. Tiap hari ada untung-ruginya juga sih kalo mo mudik. Penginnya sih pulang sekarang biar bisa cepet-cepet merasakan kembali dahsyatnya masakan mami, plus bapak juga lagi baru aja dateng kemaren buat kuliah ekstensinya lagi. Kalo gitu kan pulangnya bisa dibayarin! He… dasar muka-muka gratisan, muka-muka tebengan yah kaya’ gini. Tapi kalo pulang hari Selasa aku bisa tenang ikut kuliah Basis Data yang denger-denger sih kata anak Komsi dosennya susah diajak kompromi soal nilai. Plus besoknya juga mau dikasih tugas buat liburan. Kalo gini kan khawatir juga kalo mau TA – titip absen – sama temen yang masih di Jogja. Bisa-bisa ntar tiap mahasiswa dipanggilin satu-satu buat absennya karena saking sedikit yang berangkat. Tapi masih nunggu balesan sms si Kukuh – anak RM 2008 – juga denk. Coz, katanya dia mau mudik Selasa juga. Kalo bisa siang, nunggu aku kuliah dulu kaya’nya kita bakalan touring bareng. Aku ke Purwokerto dia ke Purbalingga. Agak aneh juga liat dia pas pertama kali. Anak Purbalingga bukannya ngomong ngapak, tapi malah gua-gua lo-lo! Selidik punya selidik, usik punya usik ternyata dia cuma numpang lahir di Purbalingga, tempat mbahnya tapi kalo rumah adanya di Jakarte sono. Gitu nyak… babe… ngkong… ncing… ncang…! Untuk sementara masih berat ke hari Selasa sebab selain faktor-faktor pendukung di atas aku juga mau pamitan dulu sama adek baruku yang sekarang masih di rumah. Pamitan besok pas dia masuk kuliah aja lah! Abang pulang dulu ya dek! Hehehe…

Oya, malem Sabtu kemarin kita nyempetin buat ngamen terakhir kalinya sebelum liburan n sebelum si boss Harum mudik. Massa ngamen gelombang dua kemarin tambah banyak. Ketambahan Dian Mas Teplok, Car2No, Milah, Adi, sama de’ Nungky (yang belum kesebut langsung aja daftar! He…). Wah… semakin banyak cewe’nya mungkin bakal dapet lebih banyak duit. Gitu pikiranku pertamanya. Apalagi si Milah mau merelakan diri jadi penarik recehan di tim 2 – tim ngamen bagi yang belum pernah ngamen sebelumnya – wich is bakalan makin banyak cowo-cowo yang mungkin mau ngasih duit paling nggak puluhan ribu demi ngeliat pesonanya. Tapi itu semua CUMI… cuma mimpi! (kaya’nya kata-kata yang satu ini lagi ngetrend ya dimana-mana?) Karena eh karena selain si Milah malu-malu narikin saweran di debut ngamennya kemarin, sang gitaris tim 2 Dian Mas Teplok terlalu idealis pas ngamen. Dia maunya setiap warung yang disambangin lagunya gonta-ganti terus. Ya kalo warungnya cuma lima sih ga masalah, lah ini warung ada puluhan mau gonta-ganti lagu. Bukannya ngamen, malah ntar sibuk nentuin lagu mana yang mau dimainin selanjutnya. Sebab ga’ semua anak hapal semua lagu-lagu masa kini. Sebagian, termasuk aku kebanyakan apalnya lagu-lagu jadul gitu. Maka dari itu dan oleh sebab itu akhirnya kita sepakat cuma make tiga lagu yang emang kuncinya gampang dimainin sama si Mas Teplok, ’30 Menit’-nya Jamrud, ‘Dick Dik’-nya Wali, n ‘Kemesraan’ punya Bang Iwan Fals (Bener ga sih?). Capek muterin Senturan sejaman penuh akhirnya kita pulang ke kandang masing-masing. Setelah diitung-itung, pendapatan tim 1 ternyata menang telak lawan pendapatan tim 2. Tapi setelah ditotal-total sebenarnya ga banyak-banyak amat, jauh dari impian kita buat dapet paling nggak seratus ribu dalam semalem. Kita cuma dapet 63.700 perak. Usut punya usut, bukan usut bukan kentut ternyata faktor penyebab pendapatan kita relatif sedikit dari ngamen sebelumnya karena pengunjung malem sabtu kemarin lumayan sepi, nggak serame sebelumnya. Plus kebanyakan customer kita ngasihnya recehan. Emang nasib…. Tapi ngamen tetep kita lanjutin abis liburan lebaran. Yo… tetep semangat temen-temen! Demi Danus dan Makrab kita relakan muka unik kita jadi pasaran!

Dah ah, mo nyuci dulu….

Arivederchi…

Wassalam…

19 September 2008

Ramadhan 19th day - Memorizing Last Night

Assalamaualaikum…

Met pagi semua… pagi yang cerah, embun yang indah, suara burung beo tetangga yang syahdu, dan suara kesibukan di pagi hari anak kost yang enerjik. Semuanya membuatku ingin tidur lagi (Lho? Piye mas?)

Duh… sudah lama sekali ni blogku mangkrak. Kasian si blognya. Sini blogku sayang, tak isinen lagi….

Aku mau cerita kejadian tadi malem…. Tatarataraaatttt…..

Ramadhan 18th day – Ngamen is Underway, Rekmeders New Street Musician

Wuih, semalem kita akhirnya setelah nunggu berabad-abad tanpa kepastian mendapat pesangon dari perusahaan buat kumpul dari anak-anak, nekat buat nyoba jadi street musician. Pas momennya lagi tepat, pas lagi males-malesnya traweh, eh… kok anak-anak pada mau dikumpulin buat ngamen. Inilah yang namanya keajaiban sodara-sodara… bagaikan pucuk dicinta ulam pun tiba (loh…?). Hasil jerih payah Harum koar-koar dan ngabis-abisin pulsa buat ngumpulin tuh anak-anak bengal buat ngamen terbayar sudah. Yah… walopun pertama-pertama mereka kayaknya agak sedikit terpaksa sambil pasang muka yang direkuk-tekuk gitu kaya’ baju belum disetrika (terutama si Prise yang kaya’nya lagi bete banget), tapi toh akhirnya kita berangkat juga berbekal gitar colongan dari Dian Mas Teplok yang terpaksa mengkhianati kita ga ikut ngamen gara2 ngambil traweh di mesjid, galon buat tabuhannya, dan ecek-ecekan (maracas-maracasan) dari botol air mineral yang dimasukkin beras biar tambah seru ngamennya. Tujuan kita semalem ngikut yang udah pernah ngamen, wich is Himakom di Senturan. Katanya sih disana jarang ada premannya, trus juga banyak juga kuliner hotspot di sana alias tukang jualan makanan, baik yang kaki lima taopun yang resto.

Ngamen kita mulai dengan penuh keraguan, penuh harapan, dan penuh kebimbangan (bedanya keraguan sama kebimbangan apa ya? Au ah gelap, yang penting bahasanya keren kaya’ di novel). Ragu bakal dapet banyak duitnya, harap-harap cemas nunggguin duit ribuan yang keluar, bimbang bagaimana muka kita nanti setelah ngamen. Kita sampingin aja dulu pikiran-pikiran itu yang penting kita coba ngamen kaya apa rasanya, gitu mindset kita pertama. Yo wes to, akhirnya kita nyoba nyanyi lagunya ST-12 “Rasa yang Tertinggal” dan ternyata apa sodara-sodara? Kencring… kita cuma dapet empat ratus perak sodara-sodara! Aduh… kalo kaya’ gini caranya ngamen semaleman suntuk juga ga bakal dapet lebih dari 20 ribu. Belum lagi ntar ada yang ga mbayar walopun ga’ kena gigi (maksud lo??? Kena gigi ga usah bayar?). Padahal kita pengin banget paling nggak dapet 50 ribu kaya’ anak-anak himakom sebelumnya. Daripada pusing mikirin duit yang mau kumpul berapa, akhirnya kita ngamen dengan dada hati terbuka. Berapapun dapetnya yang penting kita seneng-seneng ‘n cari pengalaman dulu lah! Ya udah akhirnya kita selama hampir satu setengah jam penuh muter-muterin Senturan. Prise pegang gitar, Ervan pegang kresek buat nampung duit, yang lain gantian pegang instrumen pendukung sama tepok-tepok ‘n nyanyi-nyanyi ga jelas. Pokoknya tuh anak dua kerjaannya ga pernah gonta-ganti. Satu pegang gitar, satunya lagi pegang kresek. Salut dua jempol buat Ervan yang walopun gayanya udah kaya anak kota lengkap pake sepatu kets putih, tapi dengan pedenya narikin duit ke customer kita (ceile, customer!). Ga pernah aku liat ada orang sepede itu, nggak punya masalah kalo mukanya tersebar dengan image si penarik duit. Emang bener sih kata salah satu temenku yang udah pernah ngerasain susah dan tengsinnya ketika ngamen, serasa muka ditempelin ke pantat tuh kalo ngamen kaya’ gini. Tapi no prob lah, demi makrab yang tak kunjung mendapat dana segar. Demi adek-adek angkatan kita. Merdeka!!!!!!

Akhirnya kita selesai ngamen setelah anggota grup merengek-rengek minta pulang karena kecapean. Sebenernya masih ada banyak penjual sih, tambah malem juga malah tambah pengunjung. Tapi emang udah malem juga jam tengah sepuluh lebih, ga’ baik cewek berkeliaran malem-malem gini. Pas lagi bulan suci lagi. Sebelum kita go back home to kost, disempet-sempetin foto-foto dulu. Kebiasaan orang narsis emang ga’ bisa hidup tanpa foto-foto kali ya? Sekaligus buat bukti kita ngamen ke temen-temen. Sapa tau aja ada yang pengen ikut, kan anggota kita juga bertambah. Setelah dihitung-hitung ternyata kita dapet ribuan 32 lembar dan recehan sejumlah 13 ribu. Alhamdulilah… ga jauh-jauh amat lah dari target impian 50 ribu. Selamat buat Harum, you’ve done another fund raising task. Congratz…. Jangan lupa donatur-donatur ‘n sponsor diporotin ditarikin lagi ya!!!!!

Yah, gitu lah cerita semalem. Seru bin konyol juga ngerasain pengalaman pertama ngamen. Moga aja (rencana) ngamen lagi ntar malem bisa dapet lebih. Bukan, bukan… bukan lebih banyak duit, tapi lebih banyak anggota yang ikut. Kalo gitu kan bisa bikin dua tim dan otomatis kita ga usah capek-capek buat dapet duit lebih! (yee… ujung-ujungnya duit lagi!)

Yo wes, mumpung masih pagi dan mumpung mentari sedang anget-angetnya, waktunya untuk………… tidur sejenak! Ngantuk bos! Tadi malem jam sebelas baru tidur!

Cao…

Wassalam…

ZzZZzZZzZZzZZzZZz………

13 September 2008

Ramadhan the 12th Day – Giatnya Danus dan Kutukan Makhluk ‘ewer-ewer’

Assalamualaikum….

Bulan puasa Ramadhan hari ke-12 sekarang, nggak terasa yak udah hampir tengah bulan Ramadhan. Ibarat manusia yang sedang mempersiapkan diri buat sebuah perjalanan panjang, membekali dirinya dengan apa saja yang mampu dia bawa untuk perjalanan tersebut agar bisa sampai di tujuan dengan selamat, seharusnya di tengah-tengah masa persiapan bekalnya dia sudah bisa melengkapi apa-apa saja yang akan dia bawa agar tak tergesa-gesa menjelang keberangkatannya. Loh, hubungannya apa ya? Kok yang nulis jadi bingung ndiri nih? Intinya gini deh, masuk tengah bulan ramadhan aku belum dapet apa-apa! Sama kaya’ acara makrabku……..

Tadi pagi si seksi fund-raising alias Danus baru aja melancarkan serangannya untuk dapetin sponsor. Target mereka adalah PT. Kalbe Farma. Aku yang emang lagi ditempelin sama Harum terpaksa suruh ngikut lagi… (ga’ ada orang lain ya Rum? Mentang-mentang aku ketua Basecamp, trus kamu jadi semena-mena maksa aku buat nemenin terus… hikz). Wuih… gedungnya tuh sensasional banget! Ga’ ada tanda-tanda yang nunjukkin bahwa itu gedung Kalbe Farma. Plang nama pun ga’ ada. Jadi kita – yang untungnya udah tau tempatnya dari si Yudhis anak Elins – agak-agak kebingungan sampe sana. Begitu sensasionalnya, sampe-sampe kita harus nanya satpam-nya buat mbuktiin itu emang bener-bener gedungnya Kalbe Farma. Dugaanku sih tu gedung bukan punya PT. Kalbe Farma, tapi kaya’nya cuma gedung distributornya. Akhirnya kita disuruh nunggu sampe hari Senin buat kepastiannya setelah Harum nego-nego sama karyawannya. Soalnya si Bos lagi keluar, jadi kita nggak bisa dapet kepastian langsung. Moga aja bukan kepastian untuk ditolak! Anggaran kita kurang 1.900.000 man! Ayo siapa yang mau nyumbang lah…

Niat ngamen buat nambah-nambah kekurangan anggaran untuk kesekian kalinya pupus sudah. Padahal udah sepakat kita mau kumpul di tempat ‘Dedek’ Nungky habis buka dan maghriban. Tapi apa daya, urusan dadakan tiap orang bisa datang ga’ diduga-duga. Penyedia tempat, terpaksa harus nolak permintaan buat latihan sebab tempat kumpul yang dijanjiin mau dipake buat acara si Budhe. Kita juga ga’ bisa maksa, orang Nungky juga numpang di rumah Budhe-nya. Lah, si Prise yang biasanya jadi aura maker terpaksa harus bantu-bantu si Aan pindahin barang-barang ke kos barunya. Tanpa dia suasana ga’ asik donk? Ga’ ada yang bisa dibikin target ejekan. Hehehehe… Si Dian apa lagi. Maminya mendadak dateng ke Jogja buat ‘Nyewu Dino’ (memperingati seribu hari meninggal) embah putrinya. Praktis tanpa mereka-mereka ngamen kita ga’ bisa jalan donk? Orang skill-skill musik ada di mereka semua. Yah… terpaksa waktu abis teraweh kuhabisin buat main ke tempatnya si Depi sekaligus nemuin Harum dan ngasih tau kabar buruk ini. “Kisah sedih di hari Jumat….”

Buka puasa tadi diajak si Tono sama Angga ditraktir makan di Boulevard UGM. Aku heran sama diriku sendiri, udah jalan 12 hari bulan puasa tapi Buolevard di waktu sore, waktunya ngabuburit ga’ pernah aku sambangin. Padahal jaraknya terlalu dekat buat dibilang jauh. Yah, apa mau dikata orang tiap pagi ngampus, sore menjelang buka baru pulang kok! Abis teraweh terus nggubrak di kasur kalo nggak nyambangin Active.net buat bikin posting baru. Gimana mau maen jeng? Untung aja tadi abis Ashar maen bentar ke tempat Angga. Eh, kok ada rejeki dateng, ya udah langsung sambar…. Baru tau lho aku, ternyata ngabuburit di Boulevard ramenya minta mati ‘n setengah ampun! Kaya’nya kalo dibandingin sama pasar Beringharjo pas lagi hari Minggu pasti menangnya. Orang makhluk ‘wer-ewer-ewer’ juga pada berkeliaran di situ pengin ikut ngerasain hysteria-nya ngabuburit sambil mengais rejeki. Coba kalo di Beringharjo? Mana ada makhluk kaya’ gitu berkeliaran dengan bebasnya? Banyak lagi! Bikin merinding aja. Terutama kalo udah dicolek-colek suruh ngasih recehan. Wah, serasa keperjakaanku udah direnggut sepenuhnya sama mereka. Oh, no…..

Hasil makan (apa minum ya?) sup buah traktiran si Angga mbikin aku haus mampus! Sampe di tempat P-Man buat makan, pesen es jeruk. Eh, malah mbikin tambah haus. Kaya’nya perlu diadakan riset nih : “Seberapa parahkah es memberikan kontribusi pada rasa haus dibandingkan air garam?” Rasa kepengin minum banyak air gini padahal ga’ pernah muncul di hari-hari puasa sebelumnya. Apa jangan-jangan kena kutukan makhluk ‘ewer-ewer’? Mampus aku… mimpi basah buruk lagi!

Aku baru ngrasain enaknya ikut organisasi-organisasi gitu sekarang. Padahal yang namanya organisasi dari SMA buat aku nelangsa terus-terusan. Cuman dapet capek, soft skill ga’ nambah-nambah. Untung aja aku ga’ trauma buat ikut organisasi pas kuliah sekarang. Terbukti, aku sekarang malah jadi ngerasa enjoy di Himakom sejak ngikut jadi panitia makrab prodi ilkom. Padahal sebelumnya aku ngerasa agak-agak tertekan gitu. Yah… gimana ga’ tertekan, anak dari Purwokerto tiba-tiba dapet temen kaya’ Eja dari Bekasi yang omongannya ‘gua-gua, lo-lo’! Istilah kerennya culture shock gitu. Untungnya Eja enjoy-enjoy aja sama temen-temen barunya di Jogja. Asumsi anak-anak gaul dari barat (Jakarta dan sekitarnya) yang sombong-sombong dan belagak sok di kepalaku udah mulai ilang. Eja jadi contoh nyatanya. Enjoy di Himakom bikin aku ngerasa optimis melangkah lebih jauh lagi di dunia organisasi. Basecamp rekmed jadi permulaannya, BEM FMIPA jadi langkah selanjutnya. Ternyata rahasia biar bisa ngerasa enjoy di organisasi cuma satu : “jangan mau jadi kambing congek! Beraniin speak up!”

Sampe sini dulu curhatnya. Udah malem juga, siap-siap bangun jam 3 buat saur. Besok juga mau ada rencana ke Magelang. Siapa lagi kalo bukan menyangkut kerjaannya si Danus : cari donatur. Abis itu mau main-main ke Borobudur. Kesempatan, dari kecil belum pernah nih ke sana. Pengin tau, dahsyatnya kaya apa candi yang katanya dulu sempet masuk jajaran Wonder of The World ini. Trus sorenya juga mau berusaha ngamen lagi. Walopun udah putus asa ngumpulin anaknya, tapi harus dicoba lagi demi kurangan dana yang belum ngumpul-ngumpul. Yah, wish us luck deh!

Cao…

Sayonara…

Wassalam…..

10 September 2008

Ramadhan 10th day – BEM? Why not?

Assalamualaikum…

Akhirnya bisa nulis lagi deh setelah dua malam yang lalu libur total. Posting kali ini singkat aja lah, lha wong dari tadi pagi sampai ini malam belum ada kejadian aneh-aneh bin ajaib. So… let’s start this with…

Mulai pagi tadi, setelah bangun agak kesiangan dan beres-beres trus mandi kinjeng alias mandi seklebatan (kaya’ setan aja maz? Seklebat-seklebatan gitu?) aku bersiap berangkat sekolah, eh… ke kampus. Padahal sehari sebelumnya aku dah janji sama Harum, si Kadiv EO Basecamp yang saat ini lagi dibebanin tugas jadi penanggung jawab acara BuBer Rekmed buat ketemuan jam 8.00 teng mbahas ruangan sekaligus mau minta tanda tangan P. Nur – Kepala Prodi Ilkom UGM – buat proposal sekaligus pinjam ruangan. Ternyata aku bangun aja jam di HP udah nunjukkin angka 8 sama 20! Untung aja si Harum juga ga bisa dateng, perutnya mules-mules katanya. Nggak tau lagi dapet apa salah makan sambel. Demi kuliah PSRM yang diajar Bu Fitri, akhirnya kubela-belain deh berangkat ke kampus pagi. Walopun perutku juga akhirnya melilit-melilit gitu ketularan Harum. Nggak tau nih penyakit apa yang satu ini. Kadang setiap ngerasa dingin pasti perut melilit-melilit gitu pengin mencret BAB cair. Yah… akhirnya kuliah PSRM tadi tak ikutin cuma setengah-setengah. Untung aja ga bocor pas kuliah. Bisa berabe… nama baikku sebagai cowo’ cool bisa ternoda nanti.

Rampungan kuliah diajakin Harum buat pergi ke RS. Grhasia di Pakem, Kaliurang sono. FYI – for your info – RS. Grhasia terkenal sebagai rumah sakit jiwa di Jogja. Yah… walopun sekarang juga udah buka klinik umum buat pasien biasa, tapi tetep aja orang-orang pada ogah ke sono. Sebab persepsi orang sekarang masih sempit. Mereka masih menganggap orang yang keluar dari rumah sakit jiwa sebagai orang yang punya kelainan/gangguan jiwa. Padahal mungkin pasien yang habis berobat ke sana cuma ke klinik umum buat meriksain kepalanya yang migrain. Dasar orang jaman sekarang, otak boleh canggih kaya’ Einstein, tapi pikiran masih katro’ bin ndeso! Lanjut ke masalah Harum. Cewe’ yang satu ini emang beberapa hari terakhir ini seneng banget nempel sama aku. Apa lagi tujuannya kalo bukan diskusiin acaranya. Plus… dia juga kebetulan seksi Danus di acara makrab buat MaBa rekmed, jadi sekalian deh aku di-request nemenin dia ke Pakem buat cari donatur makrab kita. FYI lagi, alumnus-alumnus rekmed UGM kebetulan banyak juga yang kerja di Grhasia, jadi pas PKL kemarin kita-kita juga sambil nawar-nawarin jadi donatur makrab rekmed dan kebetulan juga mereka mau. Tapi proposal buat BuBer yang dia serahin ke aku buat dimintain tanda tangannya P. Nur juga belum juga dikelarin, ruangan juga belum pinjem, padahal acara tinggal lima hari lagi dan aku khawatir ntar peminjaman ruangannya dipersulit. Biasalah… orang gedean biasanya birokrasinya berbelit-belit. Maka demi itu aku nunjuk prise buat nggantiin jadi temennya Harum. Kebetulan si Prise juga mau dan lagi nganggur-nganggur aja.

Di luar dugaan ternyata proses peminjaman ruangan T2.01 – ruangan terbagus di Milan (Mipa Selatan) – akhirnya berjalan lancar dan mulus. Bagaikan ngurus SIM jaman sekarang yang sehari bisa langsung jadi! Aku kira tadinya mau dibelit-belitin kaya’ suruh negosiasi ke dosen bersangkutan yang lagi make ruangan pas hari-H. Ternyata tinggal nyerahin surat ke P. Nur, diberi catatan kecil oleh beliau, lalu serahin ke Front Office kantor, dan semua beres. Ga’ pake acara debat-debatan tetek bengek tentang penggunaan ruangan oleh dosen lain untuk kuliah pada hari-H. Thanks to P. Nur. Ternyata, semua perintah atasan ga’ pandang banyak apa sedikit bisa menggerakakkan dan menjinakkan bawahannya.

Agak siangan dikit aku sama soulmate kos, si Dian menyang ke MU (MIPA Utara) buat ngurusin proposal tanggungan acaraku dari INEX : Syawalan. Sebenarnya sih tinggal butuh tanda tangan ketua BEM sama WaDek dan bisa kulakuin dari kemarin, tapi berhubung si Mas Aji sang Ketua BEM FMIPA UGM tak sms baru bisa bales sekarang, jadi yo wez manut aja. Sambil nungguin, ternyata aku ketemu Lintang lagi mau daftar anggota BEM. Ga’ tau lagi ada fenomena apa di kelasku, tiba-tiba banyak temen yang pada ikutan BEM sekarang. Kenapa ga’ dari dulu-dulu? Demi melihat asiknya si Lintang ngisi formulir pendaftaran, maka kepikiran buat ngisi waktu nunggu Mas Aji datang sambil ikutan ngisi formulir juga. Iseng-iseng berhadiah, siapa tau bisa keterima di BEM kan bisa ngisi track record organisasiku yang masih kosong, sekaligus buat bekal ilmu ngebangkitin Basecamp Rekmed dari keterpurukan dan kevakuman. Karena seleksi pendaftarannya juga sekaligus buat interview dan beberapa puluh menit lagi aku juga ada praktikum, belum lagi minta tanda tangan Wadek, maka aku minta keluangan buat interview selepas praktikum. Untung aja dibolehin karena emang pendaftaran hari terakhir itu selesai jam 4 sore. Bener aja, kelar praktikum Basis Data yang dosennya kucluk punya aku langsung meluncur ke BEM ditemenin soulmate-ku lagi. Kebetulan juga Titis dan Nungky (yang udah kaya’ kakak-adek, kemana-mana berdua) pengin ikutan daftar, jadi kita berangkat ke MU lagi bareng-bareng berempat sekitar jam 3 sorean. Dan sesampainya di BEM, interview-pun dimulai. Aku di-handle sama mas Ibe, ga’ tau angkatan berapa tapi diliat dari tampangnya kaya’nya angkatan tua, sedangkan Titis dan Nungky di-handle sama dua orang mba-mba berkerudung, ga tau juga namanya. Sepanjang pemandangan yang kulihat emang anak-anak cewe’ BEM kebanyakan berkerudung. Fenomena apakah ini? Apakah fenomena kebangkitan umat Islam? Aku harap sih iya. Dari tampangnya aku liat mas Ibe kaya’nya orang yang punya kharisma tinggi, nyaingin sang ketua BEM sendiri. Bener aja, setelah perkenalan dan masuk ke pokok interview, pertanyaan-pertanyaan yang dilontarin kerasa banget aura BEM-nya. Khas sekali kata-kata mahasiswa aktivis, beda sama pertanyaan-pertanyaan mahasiswa biasa. Ditanyain macem-macem mulai dari pendapatku tentang aksi demo, pentingnya BEM untuk meraih cita-cita yang diinginkan, de-el-el es-be-ge aku sebagai mahasiswa tomplo yang taunya cuma kuliah dan nggak vokal-vokal amat dalam setiap organisasi yang kuikuti cuma bisa mlongo, mikirin jawaban yang pas buat pertanyaan-pertanyaannya Mas Ibe. Yah… akhirnya kujawab sebisanya, maksudnya sebisa otakku mikir, sama sekali ga’ mandang Mas Ibe bisa mencerna jawabanku apa nggak. Luwehhh…. Terserah…. Lagian daftar BEM juga iseng-iseng berhadiah. Kalo keterima Alhamdulillah, kalo nggak ya wa Syukurillah….

Akhirnya setelah interview pulang ke kos dengan perut yang udah berganti mode dari mode melilit menjadi mode begah. Sampai kos langsung meng-nggubrak-kan diri di kasur yang sebenarnya ga’ empuk-empuk amat, tapi udah berjasa menemani tidurku lebih dari setahun ini di Jogja. Ga’ taunya langsung ngleder – tidur sampe pules – dan tau-tau udah adzan maghrib. Untungya sebelum nggubrak udah ashar dulu. Sialnya, aku ga’ kebagian tempat di masjid buat buka bersama. Padahal buka bersama di masjid sebelah kos adalah satu-satunya harapanku buat nge-diet-in dompet selama puasa. Tau kenapa? Karena buka bersamanya berupa nasi plus lauk-lauknya dan kadang kalo beruntung ada ta’jilan yang lumayan. Tentunya kesempatan kaya’ gitu sangat sayang kalo dilewatin begitu aja. Tau sendiri lah, anak kos kan makhluk Tuhan yang paling sexy ngirit sedunia. Dibela-belain makan sekali sehari kalo perlu hanya demi beli pulsa dan tambahan uang jajan. Akhirnya aku buka dengan nasi telornya burjo deket kos abis maghriban. Yah… duit keluar lagi deh!

Lagi syahdu banget ni ngetik postingan sambil dengarin musik-musik jazznya punya Booney James, George Benson, sama Dave Koz. Pengin banget rasanya main saxophone semahir kang Dave sama Kenny G, tapi apa daya ga’ ada yang ngajarin. Hikz….

Oya, untuk bagian evaluasi setelah tak pikir-pikir enaknya nulis evaluasi seminggu sekali deh, biar kolektif gitu ngevaluasinya, jadi banyak yang dibicarain. Ga’ sepenggal-penggal kaya’ yang kemarin-kemarin, kerasanya kan jadi tanggung banget gitu. Lagian kan belum tentu tiap hari aku ngelakuin perubahan. Kalo sempet nambah satu ibadah juga aku belum tentu bisa nulis malamnya. Oleh karena itu, bagian evaluasi saya putusken untuk diadakan hanya seminggu sekali. Semoga bisa memberi perubahan di ramadhan ini. Amin…

Wezz, segitu aja mungkin postingan kali ini. Niatnya ga’ banyak-banyak malah nulis postingan yang ngelantur lagi. Yah, terpaksa rencana ngelanjutin GTA malem ini pupus sudah. Lain kali harus dilanjutin nih GTA-nya, tanggung tinggal beberapa side mission lagi.

Xie-xie…

Gracias…

Matur nuwun

Cao…

Wassalam…

07 September 2008

Ramadhan 7th day – The Amazing ‘n Shocking Race I’ve Ever Seen!!

Assalamu’alaikum…

Lagi-lagi mumpung sedang ramadhan, harus dibiasain kasih salam! Hehehe…

Duh… akhirnya bisa ketemu lagi sama blogku tercinta, yang kaya’nya udah nagis berhari-hari nggak diisi. Sorry ya blog, aa’ kemarin-kemarin lagi males banget buat nulis. Banyak banget pikiran, nggak ada bahan buat ditulis.

Ya udah blog, yang penting hari ini, eh… malam ini kamu mau tak kasih makan tulisan lagi!hehehe… udah nggak marah kan blog? Bisa kenyang kamu sekarang blog! Kamu nggak goblog koq! Eh, ngomong-ngomong blog…..

“Woi maz, jangan ngobrol sendiri atuh! Udah ditungguin pembaca nih! Penting ya mesra-mesraan sama blog? Mending kalo sama para akhwat pacar sendiri! Lha ini, malah sama blog! Ketauan nggak lakunya kamu maz…”

Eh, iya… sory-sory kalo dah nunggu! Eike kan lagi intim bentar sama blog eike. Udah lima hari ga dibelai! Jablay…

Yowez… mulai dari mana dulu ya? Hari ini soalnya banyak kejadian menarik sih! Tapi aku nggak sanggup nulis semuanya dalam satu postingan. Kebanyakan ntar bo… pegel ngetiknya.

Emmm… mulai dari kejadian barusan aja deh. Mungkin banyak yang tanya, koq judul posting ramadhan hari ke tujuh ini ‘The Amazing ‘n Shocking Race I’ve Ever Seen.’

“Puasa-puasa koq balapan? Emang nggak cape maz? Mana balapannya malam-malam pula! Balapan apa tuh malam-malam? Yang ada lomba balap karung sama Mas Poci berbaju putih, berikat kepala!”

Yah… sebenarnya sih yang balapan bukan aku, tapi kakakqyu Denmas Lewis Hamilton! Yupz… malam ni emang baru aja pagelaran lomba balap mobil F1 atawa Formula One. Buat kalian yang nggak tau Formula One, jangan disalahin sama obat batuk Formula 44 ya! Emang sih mirip namanya, tapi mereka BUKAN kakak-beradik! Secara, yang satunya balapan, yang satu obat batuk! Gimana bisa ketemu?

“Udah… jangan kebanyakan omong de maz! Kita udah tau yang namanya F1 kok! Kita udah nggak sanggup mbaca ni! Katanya nggak mau panjang, dawa, lebar?”

Upss… maaf keceplosan! Tumben banget nih aku lagi banyak cingcau. Jadi gini, alasan aku namain posting ini dengan judul kaya’ gitu sebab malam ini aku baru aja melihat lomba balap F1 yang terseru dan ter-mengejutkan sepanjang sejarah aku liat balapan F1. Tuh, saking serunya jadi tak bikin judul posting to? Gimana nggak seru ‘n mengejutkan, balapan dimulai sama kejadian nonsense banget. Hamilton yang jadi pole position – urutan pertama start – kesalip di lap-lap awal sama Kimmi Raikonen, si penghuni urutan ke-4! Trus, rekan setimnya Hamilton, Kovaleinen dari urutan ke-3 eh… malah anjlog ke urutan delapan. Aku nggak tau persisnya gimana mereka bisa salip-salipan ‘n rebut-rebutan posisi kaya’ gitu sebab pas kejadian, aku pas lagi go to masjid buat jamaah ‘isya. Duh, nyesel rasanya gak liat serunya salip-salipan itu, eh… tapi lebih nyesel lagi kalo ga’ ikut jamaahan denk!

Kejadian di lap-lap awal itu belum seberapa, sebab kejadian yang lebih mengejutkan lagi ada di pungkasan lap alias lap akhir. Drama di dua lap terakhir itu bikin hatiku miris (halah!) sampe-sampe pengin pipis! Yah, setidaknya dua lap terakhir yang dramatisir itu bisa mengobati kepenatan penonton, contohnya aku yang sampe ketiduran di pertengahan lomba karena saking jarangnya overtaking – salip-salipan, red.

“Maz, kejadian di dua lap terakhir itu gimana ceritanya? Aku kan nggak sempet liat. Aku kan lagi taat-taatnya taraweh di mesjid, jadi nggak sempet liat balap F1 di tipi!”

Duh… jadi ketauan ni nggak solat traweh! Maafkan hambamu ya Allah, udah nyuri-nyuri waktu berharga untuk mengumpulkan pahala buat nonton F1. Habis, mau gimana lagi? Lha wong kalo ga’ nonton badanku bisa panas dingin je! Hehehe….

Penasaran kejadiannya? Pokoknya nih tragedi buat Kimmi yang udah mimpin dari lap-lap awal deh! Pengin lebih jelas? Liat aja di www.f1.com deh! Di situ beritanya lebih lengkap koq! Hehehe… maklum lah, ane ga bakat cerita biar bisa menarik gitu! Kalo dicritain malah, bisa-bisa ketiduran saking bosennya. Intinya pemenang lombanya maz Hamilton my hero lah… hehehehe…

Selain kejutan tragedi Kimmi Raikonen di atas, lomba balap F1 seri ke-12 di Belgia ini juga masih punya banyak kejutan lainnya. Tim-tim penghuni papan tengah kaya’ Torro Roso, Red Bull, dan Williams juga ngasih warna tersendiri buat balapan kali ini. Terbukti, Nick Heidfeld yang nggak diprediksi naik podium bisa merangsek ke posisi tiga pada saat lomba memasuki lap akhir. Walopun, Robert Kubica yang sebenarnya lebih dijagokan Williams buat meraih podium harus rela berada di urutan …, tapi nggak masalah, yang penting Williams dapet sedikit Constructor’s Poin – nilai buat para tim pendukung dan pemandu pembalap dalam lomba – dan Kubica juga nggak rugi, sebab dia bisa nyalip urutan Kimmi di klasmen sementara gara-gara tragedi dramatis dua lap terakhir tadi. Kaya’nya udah dua kali ini deh Ferarri kena sial pada lap-lap terakhir. Di lomba sebelumnya – lupa aku di mana tempatnya – Fellipe Massa juga tiba-tiba mogok di pertengahan tiga lap terkahir dan yang terkena imbas keuntungan ya si maz Hamilton my hero yang ada di urutan kedua. Padahal selisih waktunya udah jauh banget! Yah… emang ni musim sial buat Ferarri. Yang sabar ya Fer! Hehehe…

Waduh… cerita F1-nya kepanjangen ya? Sory dah buat yang nggak tau apa-apa tentang F1! Habis, ni lomba emang lomba paling ngejutin sepanjang sejarah aku liat lomba balap F1. Mungkin ada yang lebih ngejutin lagi, tapi aku lupa kejadiannya dan kapan.

Next, move on to my story…

Hah… kaya’nya hari ini aku lagi hepi pa ya? Tapi aku nggak ngerasa gitu koq! Biasa-biasa aja! Tapi koq tumben aku bisa nulis sepanjang ini? Apa lagi kalo bukan dorongan semangat dari si hepi (salma)! Hehehe…

Hari ini tumben-tumbenan aku bisa melek habis solat subuh. Bukan apa-apa, tapi gara-gara Telkomsel ngadain promo sms gratis buat kartu As ke sesama Telkomsel dari jam 00.00-06.00 ini yang buat aku punya alasan buat tetep melek sehabis subuh! Temen-temen yang punya kartu As banyak banget yang ngebom sms ke HP-ku dengan alasan dan tujuan apapun. Agak keganggu juga sih HP bunyi tatat-titit mulu! Ups… salah sebut ya? Hehehe… nah, karena keganggu sama ringtone HP-ku sendiri juga HP si Toni ‘n si Likhin tetangga kos, aku jadi punya alasan biadab nih buat ngganggu soulmate kamar kosku yang sebelahan persis sama kamarku, mumpung masih waktunya gratisan sms. Tak lain tak bukan ya si Dian BS itu, alias Yayan alias Maz Teplok (hehehe… lha wong namanya Dian kan artinya lampu Teplok!) yang kaya’nya lagi mau ambil ancang-ancang buat tidur. Pertama-tama aku kirim sms curhat tentang sebelnya sama program sms gratis dari T-sel itu, sebab bikin tidur subuhku jadi ga’ sesuai rencana. Truz menjalar-jalar sampe ke masalah pilpres 2009, aku juga ga tau koq aku bisa nyambungin curhat gratisan sampe ke pilpres 2009 ya? Ah si bodo teuing, yang penting ngganggu Teplok biar ga tidur. Sms teror aku lanjuti sampe kira-kira mendekati jam 06.00. yah, walopun si Dian akhirnya tetep bisa tidur dengan sukses juga sih, sebab HP-nya di silent, tapi aku jadi punya bahan ejekan baru buat dia, yaitu AYAM! Hehehe… Ayam Kesiangan! Ayam yang lain udah pada cari makan, dia sendiri malah baru ngorok! Komplit deh sekarang julukan si Dian : ada Teplok, ada Ayam! Wakakaka… rasain lu Yan! Mulane aja turu bae…

Oya, tadi siang ortuku maen-maen ke Jogja. Ada angin apa aku ga’ tau, bisa bawa mereka maen ke Jogja saat-saat ga’ liburan kaya’ gini. Yah, yang penting bukan angin kentut aja, repot soalnya ngusir baunya. Tapi yang penting mereka bawa berkah tersendiri buat aku yang lagi paceklik makanan ini, sebab mereka bawa banyak persediaan snack dan jajanan lainnya buat ntar sampe libur lebaran. Thanks Mom… thanks Dad…. Eh, mereka juga ngasih titipan sumbangan dana dari para Pa’le-pa’le alias om-omku yang tercinta. Lumayanlah… buat persediaan mudik nanti.

Chapter 3 : Evaluasi….

Evaluasi Hari Ketujuh Puasa Ramadhan

Duh, ga’ terasa udah seminggu ini aku njalanin puasa ramadhan ini. Tapi aku ngerasa belum dapet apa-apa dari ramadhan ini! Moga-moga di minggu berikutnya nanti aku bisa dapet something special yang bisa bikin gimmick buat ramadhanku.

Minggu pertama ini aku udah :

a. Jaga hati dari iri, dengki, suudzon, dan penyakit hati lainnya. Walopun susah karena kebiasaan suudzon sama orang, tapi lumayanlah udah ada peningkatan dikit. Hati terasa lebih tenang kaya’nya. Harus ditingkatkan lagi nih di minggu berikutnya!

b. Jaga pandangan. Jujur ujian tersusah dari puasa ramadhan ini adalah jaga pandangan, udah terbiasa lirik sana lirik sini soalnya. Tapi alhamdulillah udah bisa mulai di-stop lirak-liriknya dengan banyak-banyak istighfar kalo liat pemandangan yang tidak diinginkan. Peningkatan ekstra di minggu depan kaya’nya perlu nih!

c. Baca A;-Qur’an sampe juz berapa ya? Juz 19 kaya’nya. Koq bisa cepet? Ya iyalah, orang aku nglanjutin dari bacaan harian sebelum puasa. Udah ada peningkatan intensitas bacanya, dari mulai habis maghrib sekaran udah ditambah habis subuh juga. Mungkin minggu depan, terutama pas liburan bisa ditingkatkan intensitasnya.

d. Sholat sunnah semisal rawatib dan dhuha udah aku libas habis. Yah… walopun shalat dhuha-nya baru cuma dua rakaat dan rawatibnya masih jarang-jarang, tapi kan yang penting udah berusaha tul gak? Minggu-minggu depan harus ditambah rawatibnya!

Kaya’nya itu aja sih hal yang pokok yang udah aku kerjain. Rencananya pengin ngapalin juz amma tapi belum sempet-sempet. Kita lihat aja minggu-minggu depan. Semoga bisa tetep istiqomah lah…

Weits, kaya’nya udah malam nih! Jariku juga udah mulai pegel gara-gara dipaksa ngetik pake teknik sebelas jari! Ada yang bisa ga tuh teknik ngetik sebelas jari? Tulisan juga udah saking banyaknya. Kaya’nya juga ga pantes tulisan segini buat satu postingan. Tapi ga papa lah! Yang penting lega… bisa nulis! Hehehehe…

Good night everyone…

Good bye…

See ya…

Stay istiqomah…

Wassalam………

02 September 2008

Ramadhan Second Day – All Day Long in Campus

Assalamualaikum…

Hari kedua Ramadhan nih, mumpung masih ada setetes semangat buat nulis blog. Tadinya males mau nulis lagi (yah… baru dua hari ‘n dua posting kok udah malez?) sebab lagi cape banget ni badan dan pikiranku. Seharian tadi di kampus terus, sekalian ngeramein Basecamp dari jam 7.30 sampe menjelang maghrib, walopun kuliah cuma dua sesi, pagi sama sore jam tigaan. Maunya niat tidur cepet, biar sahur ga’ harus nunggu dibangunin anak-anak kost, malu juga tiap hari dibangunin terus, mana aku bangun paling terakhir lagi!

“Katanya lagi malez mas? Kok dipaksa nulis? Ntar tulisannya jelek lho?”

Sejujurnya dipaksa atau ga’ dipaksa tiap aku bikin tulisan juga jelek terus. Maklum lah lagi belajar nulis, sambil iseng-iseng ngisi ajang narsis blogku. Niatnya malam ni mau nge-net doank, mau nyari-nyari barang gratisan di internet kaya’ cd Ubuntu gitu, buat dijadiin doorprize buat makrab anak-anak rekmed. Habis ngobrol-ngobrol sama Dian si Seksi Acara makrab rekmed, tercetuslah banyak ide kaya’ nyediain doorprize yang isinya pertanyaan teka-teki, nyari dana buat bantu Seksi Danus dengan ngamen di jalan, dan ide-ide menggiurkan ‘n menggembirakan lainnya. Maklum lah, anggaran makrab buat nyediain doorprize cuma dikit jadi ide nyari barang gratis di internet adalah solusi terbaik dan terindah (lagunya Peter Pan ya mas?) buat pengadaan doorprize. Boro-boro anggaran buat doorprize, anggaran buat P3K dan konsumsi aja masih kurang. Mumpung materi kuliah kita juga nggak jauh-jauh dari TI, maka kita milih buat nyediain cd ubuntu, kubuntu, dan edubuntu buat peserta. Nah… karena proses pengiriman cd-cd itu makan waktu paling nggak 4-6 minggu, maka aku kudu cepet-cepet pesen tu barang. Soalnya makrab kita mau diadain tanggal 11-12 Oktober. Doorprize lain yang udah diusulin adalah mug bergambar desain poster makrab kita. Yang bikin desain Aan si Seksi PDD. Yah… moga-moga aja urusan doorprize bisa cepet selesai, biar acara makrab rekmed juga lebih menarik. Moga-moga juga tu cd ubuntu dikirim tepat waktu, jadi barang buat doorprize bisa lebih banyak lagi.

O ya, si Dian juga punya ide menarik lagi buat publikasi makrab kita biar keliatan lebih mantap dan lebih menjanjikan buat para maba. Rencananya publikasi makrab juga sebagian ada yang dititipin ke dosen rekmed, terutama dosen utama seperti Pak Edi, Bu Nuryati, ‘n Bu Fitri buat nyampein pentingnya ikut makrab rekmed sekaligus buat promosi biar maba juga lebih yakin bahwa acara ini bener-bener acara serius dan sangat direkomendasikan sama dosen. Hehehe… sebenernya sih itu cuma akal-akalan aja biar para maba jadi agak respek sama acara kita. Dengan kata lain para maba sebenernya lagi kita bo’ongin. Duh… kasian kalian para maba, kalian diporotin duitnya sama kakak-kakak angkatan. Belum lagi ntar dalam waktu dekat juga mau ada buka bersama yang paling nggak butuh kontribusi maba sekitar 10.000-an. Yah… tambah nelangsa lagi nih para maba. Maba… riwayatmu kini… (malah nyanyi Bengawan Solo). Tapi nggak apa para maba. Bersabarlah kalian dalam menghadapi ujian moneter ini. Hahaha…. Insya Allah tahun depan juga kalian akan morotin duit anak-anak angkatan 2009.

Dah ah ceritanya, lanjut ke evaluasi…

Evaluasi Hari Kedua Puasa

Hari kedua gada tambahan amal nih! Ah, jadi nyesel nih termasuk golongan orang-orang yang merugi (Hadist Rasul SAW). Paling banter cuma nambah sholat rawatib doank. Sisa halaman Al-Qur’an masih banyak banget. Mungkin akhir ramadhan baru bisa khatam. Maklum lah, orang baru belajar tartil, itupun otodidak. Ah, semoga aja besok bisa lebih baik. Semangat!!!

Dah ah, niat mau nulis dikit malah keterusan jadi panjang lebar. Yah… ngalamat bakal tidur malem lagi nih! Jam tengah 11 malem baru ke warnet, mau pulang jam berapa? Mau bangun sahur jam berapa? Harapanku buat bangun sahur cuma sama Dian. Kalo dia ga’ bangun, hah… bakalan sengsara puasa besok. O ya, besok mau tidur di basecamp sampe puas ah… buat mbayar jatah tidurku malam ini yang udah kebuang berapa jam.

Cao…

See ya…

Wassalam…